Rabu (06/10) pagi di waktu Asia, harga emas terjatuh. Hal ini terjadi karena daya tarik logam safe-haven rusak oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Investor masih menantikan data penggajian non pertannian AS yang akan dirilis pada Jumat (08/10) mendatang. Ini diprediksi akan menunjukkan peningkatan berkelanjutan di pasar tenaga kerja yang bisa memicu The Fed untuk mulai mengurangi stimulus moneter sebelum akhir tahun. Pengurangan stimulus dan suku bunga yang lebih tinggi mengangkat imbal hasil obligasi dan membebani emas karena peluang kerugian emas tanpa bunga meningkat.
Dolar AS naik ke daerah tertinggi satu tahun pada minggu lalu terhadap sekeranjang mata uang lainnya. Ini menyebabkan harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Imbal hasil obligasi AS 10 tahun dijadikan titik acuan, terakhir mengalami kenaikan 1,5223 persen. Indeks utama Wall Street rebound karena saham-saham pertumbuha bangkit dari aksi jual tajam.
Harga logam mulia lainnya, platinum untuk pengiriman Januari melemah 0,19 persen atau setara 1,8 dolar menjadi 959,8 dolar per ounce. Penurunan harga terjadi pula pada perak untuk pengiriman Desember sebanyak 0,16 persen atau 3,6 sen menjadi 22,608 dolar per ounce.
Di sisi lain, EUR/USD melemah ke 1,15911. Namun, pasangan GBP/USD naik hingga 1,36233. USD/JPY juga menguat ke 111,590. AUD/USD naik tipis sampai 0,72819.