Selasa (08/02) petang di Asia, dolar AS bergerak naik. Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik di 95,586 pada siang hari ini.
AUD/USD melemah di 0,7125 dan NZD/USD naik 0,15% ke 0,6642.
USD/CNY naik tipis menjadi 6,3624 dan GBP/USD turun tipis di 1,3528.
Pasar berjangka menilai peluang 1 berbanding 3 bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Maret 2022, dan kemungkinan kenaikan agresif sesudahnya telah memberi dorongan pada dolar.
Laporan pekerjaan AS yang jauh lebih kuat dari perkiraan selama minggu lalu menekankan sorotan pada inflasi, karena investor memperkirakan implikasi atas tenggat waktu pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve AS.
Euro berada di bawah level resisten yang kuat sebelum rilis data inflasi AS pekan ini, dan mewaspadai bahwa hal itu dapat memicu kenaikan untuk mata uang AS tersebut.
Euro melonjak 2,7% selama minggu lalu setelah European Central Bank (ECB) melontarkan perubahan nada kebijakan hawkish yang mengejutkan selama minggu lalu.
Mata uang tunggal telah menahan kenaikan tetapi tidak mampu menembus level resisten di sekitar $1,1483. Imbal hasil obligasi Eropa berada dalam tren naik dan euro terakhir turun 0,22% di 1,1416 dolar AS.
Meskipun hari Selasa terlihat tenang dalam hal rilis data, investor sudah menantikan data inflasi AS, termasuk IHK yang akan dirilis pada hari Kamis mendatang.
USD/JPY menguat ke 115,47. Rupiah naik tipis 0,08% ke 14.383,6 per dolar AS.