Dolar Amerika Serikat bergerak turun pada Rabu (16/03) pagi di Asia tapi masih mendekati level tertinggi lima tahun terhadap yen. Investor menunggu keputusan kebijakan terbaru Federal Reserve AS, dengan konflik di Ukraina dan melonjaknya jumlah kasus COVID-19 di China juga tetap jadi perhatian.
Pasangan USD/JYPturun tipis 0,01% ke 118,28, level tertinggi sejak Januari 2017. Data perdagangan Jepang yang dirilis sebelumnya menunjukkan tingkat eksportumbuh sebesar 19,2% yoy dan impor tumbuh 34% yoy pada Februari 2022. Nercaya perdagangan tercatat –JPY668,3 miliar ($5,65 miliar) dan neraca perdagangan yang disesuaikan mencapai –JPY1,05 triliun.
Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun 0,21% menjadi 98,861. Adapun, rupiah menguat tipis 0,05% di 14.317,7 per dolar AS.
Euro terus bergerak naik dari penurunannya ke level terendah hampir 22 bulan di awal bulan. Mata uang tunggal ini naik tipis 0,14% menjadi $ 1,09696, naik dari level terendah $1,08061 yang dicapai pada 7 Maret.
Pasangan AUD/USD naik tipis 0,08% ke 0,7202, setelah jatuh ke $0,71650 selama sesi sebelumnya untuk pertama kalinya sejak 28 Februari. Pasangan NZD/USD turun tipis 0,03% menjadi 0,6769.
Pasangan USD/CNY melemah 0,17% di 6,3599, sedangkan GBP/USD naik tipis 0,12% menjadi 1,3055.
Dolar Australia juga berada di bawah tekanan, karena mitra dagang utamanya China tengah menghadapi masalah wabah COVID-19 terbaru. Jumlahnya lebih dari dua kali lipat ke level tertinggi dua tahun pada hari Selasa, dan wilayah seperti kota selatan Shenzhen dan Provinsi Jilin saat ini memberlakukan lockdown.
Imbal hasil Treasury AS menguat jelang keputusan kebijakan Fed, yang akan dilansir dini hari nanti. Ini memberi dolar dorongan atas yen, dengan investor sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga pertama dalam tiga tahun dan memberikan peluang sebesar 13% dari kenaikan 50 bps.
Bank of England akan memberikan keputusan kebijakan pada hari Kamis dan keputusan Bank of Japan menyusul sehari kemudian.
Ini menjaga indeks dolar di sekitar angka 99 setelah mencapai level tertinggi 99,415 pada awal minggu lalu. Dolar AS juga mendekati level tertinggi bulan ini terhadap mata uang Australia yang lebih berisiko, seiring turunnya harga komoditas dari level puncak multi tahun saat Rusia dan Ukraina melanjutkan perundingan yang dapat mengarah pada gencatan senjata. Rusia menginvasi tetangganya pada 24 Februari lalu.