Federal Reserve AS meningkatkan ekspektasi pada penurunan aset (tapering) yang lebih awal dari perkiraan sehingga dolar Amerika Serikat mengalami sedikit penguatan pada Kamis (08) pagi di Asia. Komentar yang cenderung hawkish hari ini turut pula menopang penguatan dolar AS.
Hingga siang ini, terpantau indeks dolar AS naik tipis 0,04% ke 92,3024 pukul 11.41 WIB menurut data Investing.com.
Dari pasar Asia, pasangan USD/JPY naik 0,18% ke 109,67. AUD/USD menguat 0,19% di 0,7393 usai rilis data perdagangan Australia dirilis sebelumnya menunjukkan ekspor naik sebesar 4% bulan ke bulan di bulan Juni, adapun impor tumbuh 1% dari bulan ke bulan dan neraca perdagangan mencapai AUD10,496 miliar. Pasangan NZD/USD stabil di 0,7047.
Wakil Ketua Fed Richard Clarida, mengatakan persyaratan untuk kenaikan suku bunga dapat dipenuhi pada akhir 2022 dengan langkah berikutnya pada awal 2023 pada hari Rabu. Bersama tiga rekannya, Clarida juga turut mengisyaratkan bahwa akan terjadi pengurangan aset pada 2021 atau awal tahun 2022.
Hasil ke depannya akan bergantung kepada percepatan pemulihan ekonomi dari sektor ketenaga kerjaan imbas dari COVID-19, yang nanti akan bisa diukur dari laporan pekerjaan AS di hari Jumat nanti, termasuk data ketenagakerjaan nonpertanian.
Aanalis NatWest Markets Brian Daingerfield menuturkan bahwa perubahan sikap hawkish di antara komite mengenai risiko inflasi yang lebih bertahan merujuk pada ekspektasi untuk gaji pada Jumat, dan gaji berikutnya, akan sangat tinggi,
Hal yang membuat prediksi atas laporan pekerjaan menjadi sulit adalah kemacetan tenaga kerja yang dihasilkan, penyebaran lanjutan kasus COVID-19 secara global, dan data perlambatan ekonomi AS hari Rabu.
Jika melihat data pada bulan Juli, perubahan pekerjaan nonpertanian ADP mencapai 330.000, di mana hasil ini lebih rendah dari estimasi publik. Indeks PMI non-manufaktur ISM berada di 64,1, Manajer Pembelian Jasa (PMI) dirilis sebesar 59,9, sedangkan pekerjaan non-manufaktur dari Institute of Supply Management (ISM) berada di 53,8.
Komentar Clarida ini sendiri membuat para investor memperkirakan akan ada sedikit lebih banyak peluang kenaikan antara akhir 2022 dan awal 2022. Tentunya hal ini akan serta meratakan kurva imbal hasil Treasury seiring kenaikan imbal hasil jangka pendek.
Jika keputusan Fed mengikuti jadwal yang ditetapkan oleh Clarida, maka Fed akan memulai pengurangan aset bahkan lebih cepat dari European Central Bank (ECB), yang masih bekerja untuk menempatkan tingkat inflasi menuju targetnya.
Di lain tempat, Bank of England (BOE) melakukan pergerakan menuju pengurangan aset dan akan mengungkapkan jadwalnya saat menerbitkan keputusan kebijakannya hari ini.
Reserve Bank of India akan memberikan keputusan kebijakannya sendiri pada hari Jumat.
Namun, di luar semua itu Reserve Bank of New Zealand diprediksi bisa mengungguli semuanya, yang diperkirakan akan segera menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan berikutnya di 18 Agustus mendatang.