Pasar mata uang Asia hari Rabu terpantau datar, melihat minimnya rilis set data makro ekonomi pada sepanjang hari ini. Sebelumnya data Retail Sales di AS bulan lalu turun -1.3% dari periode sebelumnya +0.9%, yang lebih buruk dari perkiraan -0.6%. Begitu juga dengan data Core Retail yang tidak menyertakan komponen makanan dan BBM yaitu -0.7% dari periode sebelumnya 0.0%, yang juga lebih jelek dari perkiraan 0.4%.
Indeks manufaktur di negara bagian New York juga turun 17.4, lebih jelek dari perkiraan 22.2 dan periode sebelumnya 24.3. Data yang masih positif adalah data PPI yang mencapai rekor tertinggi dan data Industrial Production yang lebih baik dari perkiraan.
Meskipun demikian mata uang dolar tetap tertahan karena pasar masih menunggu hasil pertemuan moneter FOMC malam ini, fokus pada lonjakan inflasi dari data CPI pekan lalu dan PPI semalam dengan harapan akan dimulainya pembahasan pengurangan program QE atau tapering.
Dalam pertemuan tersebut tidak diharapkan akan ada perubahan kebijakan moneter yang akan dibuat. Sehingga fokus pasar akan tertuju pada perubahan dot plot dan komentar dari Ketua Fed – Jerome Powell dalam konferensi pers-nya nanti. Seperti diketahui pada pertemuan moneter bulan Maret lalu dot plot menunjukkan voting 11 banding 7 untuk kenaikan suku bunga pada tahun 2023 mendatang.
Harapan besar hasil voting ini akan berubah pada pertemuan kali ini. Meski demikian peluang Ketua Fed mengulangi pernyataan bahwa lonjakan inflasi yang terjadi hanya bersifat transisi dan akan kembali normal seiring dengan permintaan dan pasokan yang akan semakin lancar dengan berjalannya pemulihan ekonomi yang semakin meluas. Sementara sektor tenaga kerja dalam 2 bulan terakhir juga belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Seperti diketahui Fed menjadikan inflasi dan terpenuhinya sektor tenaga kerja yang akan menjadi indikator perubahan kebijakan moneter Fed.