Berita Ekonomi Keyakinan Konsumen AS Merosot, Dukung...

Keyakinan Konsumen AS Merosot, Dukung Langkah The Fed

25-09-2024Penulis: Adminno1

Dari data yang dirilis hari Selasa, para pelaku pasar mengetahui bahwa konsumen Amerika, yang berkontribusi sekitar 70% dari PDB AS, menjadi semakin lebih suram sejak Hari Buruh. Dan harga rumah terus tumbuh, meskipun dengan kecepatan yang lebih lambat.

Pola pikir konsumen Amerika secara tak terduga memburuk bulan ini.

Indeks Kepercayaan Konsumen dari Conference Board (CB) AS turun 6,9 poin menjadi 98,7, jauh di bawah konsensus 104,0.

Penilaian responden survei terhadap situasi mereka saat ini memburuk sebesar 7,7%, sementara ekspektasi jangka pendek turun sebesar 5,3%.

Akibatnya, kesenjangan antara prospek masa kini dan masa depan menyempit, yang umumnya merupakan pertanda baik. Saat kesenjangan melebar, resesi dapat segera terjadi.

Sikap terhadap pasar tenaga kerja berubah lebih pesimis. Persentase peserta yang mengatakan pekerjaan “berlimpah” turun menjadi 30,9% dari 32,7%, sementara mereka yang mengatakan pekerjaan “sulit ditemukan” naik menjadi 18,3% dari 15,8%.

Perbedaan antara kedua metrik tersebut (“pekerjaan berlimpah” dikurangi “pekerjaan sulit ditemukan”) sekarang berada pada level paling suram sejak Maret 2021.

Secara terpisah, pertumbuhan harga rumah di Amerika Serikat terus menurun pada bulan Juli, menurut CaseShiller.

Data komposit 20 kota dalam laporan tersebut menunjukkan tingkat pertumbuhan bulanan dan tahunan masing-masing sebesar 0,3% dan 5,9%, menandai perlambatan signifikan dari bulan Juni dan mendekati perkiraan analis.

Namun, kenaikan yang melambat tetaplah kenaikan, dan harga rumah AS, secara agregat, mencapai rekor tertinggi lainnya pada bulan Juli.

Kebijakan moneter yang ketat telah membuat harga hipotek melambung tinggi, yang memiliki efek ganda yaitu membuat banyak calon pembeli tidak mampu membeli rumah di pasar dan membuat calon penjual, yang mengunci harga dengan suku bunga rendah, enggan menjual rumah mereka, sehingga mengakibatkan kelangkaan pasokan.

Di antara kota-kota dalam gabungan 20 kota, New York dan Las Vegas mengalami kenaikan paling tinggi dari tahun ke tahun, masing-masing naik 8,76% dan 8,24%.