Nilai mata uang rupiah hari ini bergerak merosot atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan di pasar spot pada awal pekan.
Dolar Taiwan menurun -0,30% di 29,755, Baht Thailand jatuh -0,29% di 34,432, Dolar Singapura koreksi -0,32% di 1,3899, dan Yuan China merosot -0,51% di 6,7004. Adapun Yen Jepang terpuruk -0,25% di 130,88, Dolar Australia koreksi -0,83% di 0,7019, sementara Peso Filipina terpuruk -0,38% di 52,611.
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda turun -38 poin atau -0,26% di Rp14.518 per 1 dolar Amerika Serikat.
Indeks dolar AS yang mengukur peredaran greenback terhadap enam mata uang utama melejit 0,26% di 103,96.
Pasar uang di kawasan Asia Pasifik kompak tumbang atas dolar AS. Dolar Hong Kong turun -0,01% di 7,8499, Won Korea Selatan merosot -0,26% di 1.274,48, dan Ringgit Malaysia anjlok -0,22% di 4,3776.
Diketahui, ini merupakan kenaikan indeks dolar dalam minggu kelima berturut-turut dan menyentuh level tertinggi hampir 20 tahun setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga acuannya 50 basis poin serta rilis data pekerjaan AS yang positif.
Dolar memulai pekan pasca-libur lebaran dengan pijakan yang kuat, ditopang oleh sentimen suku bunga Federal Reserve dan yield treasuri AS yang meningkat tajam. Alhasil, koreksi cukup masif terjadi di aset berisiko seperti saham.
Pasar menantikan data inflasi AS yang akan dirilis pada hari Rabu depan, yang dapat memicu ekspektasi yang lebih agresif.