Harga Emas menurun pada penjualan akhir pekan lalu setelah data pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan memperkuat ekspektasi Federal Reserve akan menerapkan peningkatan suku bunga yang curam dan menaikkan Dolar dan imbal hasil obligasi.
Harga Emas di pasar spot menurun 0,8 persen ke harga USD1.695,50 per ounce. Harga telah meningkat sekitar 2 persen sejak minggu lalu.
Sedangkan Emas berjangka AS merosot 1 persen menjadi USD1.703,50.
“Pasar melihat laporan penggajian yang lebih kuat dari perkiraan sebagai dorongan lebih lanjut bagi The Fed untuk meningkatkan lagi 75 bps pada pertemuan awal bulan November,” kata Tai Wong, analis di Heraeus Precious Metals di New York.
Wong menambahkan jika Emas batangan tidak menahan support di USD1.690, itu bisa menguji ulang level USD1.660.
“Pasar sekarang akan fokus pada data inflasi utama minggu depan, serta risalah Fed,” ucap Wong.
Data menunjukkan pengusaha AS mempekerjakan lebih banyak pekerja dari perkiraan pada bulan September, sementara tingkat pengangguran menurun menjadi 3,6 persen.
Spekulasi sekarang memperkirakan peluang peningkatan suku bunga the Fed 75 bps mencapai 92 persen pada pertemuan kebijakan bulan depan setelah laporan pasar tenaga kerja yang kuat.
Emas sangat sensitif terhadap peningkatan suku bunga AS, karena hal ini menaikkan biaya peluang untuk memegang Emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil, sambil menaikkan Dolar, di mana Emas dihargai.
Mengikuti data, Dolar AS meningkat 0,4 persen terhadap para pesaingnya, membuat Emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Benchmark imbal hasil Treasury AS juga melonjak.
Sedangkan harga perak mengalami penurunan 2,8 persen menjadi USD20,20 per ounce, tetapi berada di jalur peningkatan mingguan 6,6 persen terbesar sejak akhir Juli. Platinum melemah ke 1,2 persen menjadi USD912,08 per ounce dan menuju minggu terbaik sejak Februari 2021. Palladium menurun 3,2 persen menjadi USD2,190,79.