Senin (07/03) pagi di Asia, dolar AS melonjak dengan euro jatuh ke level terendah baru 22 bulan terhadap dolar dan mencapai posisi terendah multi tahun lawan yen, franc Swiss, dan pound. Konflik yang berlangsung di Ukraina mendorong naiknya harga komoditas dan memicu kekhawatiran atas kejutan stagflasi yang akan menghantam Eropa paling parah.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik 0,26% di 98,929. Indeks mendekati level puncak 22 bulan di 98,925 yang dicapai pada hari Jumat.
USD/JPY naik tipis 0,10% menjadi 114,91. Rupiah masih melemah 0,20% ke 14.414,1 per dolar AS.
Pasangan AUD/USD naik 0,62% ke 0,7416 dan NZD/USD naik 0,55% di 0,6898.
Pasangan GBP/USD turun tipis 0,12% menjadi 1,3209.
Euro turun sebanyak 0,6% di $1,0864 di awal sesi, titik terendah sejak Mei 2020, dan sedang menuju level terendah 2020 di sekitar $1,0636. Mata uang Eropa ini juga jatuh di bawah satu franc Swiss, mencapai 0,9982 untuk pertama kalinya sejak franc keluar dari acuan euro pada 2015 lalu.
USD/CNY naik tipis 0,09% menjadi 6,3232. Data perdagangan yang dirilis sebelumnya menunjukkan ekspor tumbuh 16,3% tahun ke tahun pada Februari 2022, sementara impor tumbuh sebesar 15,5% tahun ke tahun, dan neraca perdagangan tercatat $115,95 miliar.
Konflik di Ukraina meningkat selama akhir pekan, lantaran upaya gencatan senjata untuk memungkinkan warga sipil mengungsi dari Kota Mariupol tampaknya gagal sejauh ini.
Euro jatuh ke level terendah 15 bulan di 124,78 yen dan mencapai level terendah sejak pertengahan 2016 terhadap pound di 82,23.
Di Asia Pasifik, dolar Australia naik 0,3% ke level tertinggi empat bulan. Harga spot untuk batubara Australia naik lebih dari 70% dalam waktu sekitar seminggu karena para pembeli mencari alternatif energi Rusia, dan gandum juga naik sekitar 50% sejak awal Februari. Dolar Australia juga naik lebih dari 10% terhadap euro dalam waktu sekitar satu bulan. Dolar Selandia Baru naik ke level tertinggi tujuh minggu, meskipun bisa melepaskan kenaikan tersebut jika situasi geopolitik memburuk dan perang di Ukraina berlarut-larut.
Greenback juga naik terhadap yen dan franc Swiss dan terakhir naik sekitar 0,4% per franc, dan sekitar 0,3% lebih tinggi terhadap yen.
Sementara itu, European Central Bank (ECB) akan mengumumkan kebijakannya minggu ini, dan bank sentral tersebut diperkirakan akan menunggu hingga bulan-bulan terakhir tahun 2022 untuk menaikkan suku bunganya, menurut jajak pendapat Reuters. Amerika Serikat juga akan merilis indeks harga konsumen di minggu ini.