Level tertinggi lima bulan dicapai emas karena kekhawatiran laju inflasi yang meningkat.
Selasa (16/11) emas di pasar spot menguat 0,1 persen menjadi 1.866,02 dolar AS per ounce menyusul sedikit kemunduran pada awal sesi karena aksi ambil untung. Namun, emas berjangka Amerika Serikat melemah 0,1 persen menjadi 1.866,60 dolar AS per ounce.
Ada beberapa aksi ambil untung secara rutin oleh pedagang emas berjangka pendek tetapi tren kenaikan emas masih ada.
Emas melesat sekitar USD100 selama delapan sesi terakhir, kenaikan beruntun terpanjang sejak Mei, ketika daya tariknya sebagai lindung nilai inflasi didorong lonjakan indeks harga konsumen Amerika dan karena bank sentral utama mempertahankan sikap dovish pada suku bunga.
Kenaikan suku bunga cenderung mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan bunga karena meningkatkan opportunity cost logam tersebut. Akan tetapi, imbal hasil US Treasury 10-tahun naik mendekati level tertinggi tiga minggu, meningkatkan opportunity cost untuk memegang emas.
Indeks Dolar naik 0,3 persen ke level tertinggi 16-bulan terhadap sekeranjang pesaingnya.
Analis Saxo Bank, Ole Hansen memprediksi bahwa jika emas gagal menembus di atas USD1.870 hari ini, ada risiko yang dapat mendorongnya kembali ke area USD1.830-1.835, karena hal itu dapat mengecewakan beberapa investor.
Presiden Minneapolis Federal Reserve Bank, mengungkapkan untuk memperkirakan inflasi lebih tinggi dalam beberapa bulan ke depan, tetapi menegaskan bank sentral AS tidak boleh bereaksi berlebihan terhadap peningkatan inflasi karena kemungkinan bersifat sementara.
Logam lainnya, perak anjlok 0,8 persen menjadi 25,09 dolar AS per ounce. Platinum melambung 0,6 persen menjadi 1.088,51 dolar AS per ounce dan paladium menguat 2,5 persen menjadi 2.161,07 dolar AS per ounce.
Sementara itu, GBP/USD naik tipis ke 1.34262, sedangkan EUR/USD turun ke 1.13819. AUD/USD menguat ke 0.73526. USD/JPY juga melonjak ke 114.108.