Senin (17/1), emas bergerak menurun. Meskipun begitu, prospek logam mulia ini terlihat membaik sepanjang pekan ketiga tahun 2022.
Emas berjangka untuk kontrak Februari 2022 terpantau melemah 0,14 persen atau 2,60 poin ke level 1.813,90 USD per troy ounce. Sementara itu, harga emas di pasar spot terpantau melemah 0,17 persen atau 3,03 poin ke level 1.814,91 USD per troy ounce.
Emas berjangka pekan lalu diperdagangkan pada 1.816,90 USD, naik lebih dari 1 persen sepanjang pekan. Dua data utama AS, data inflasi dan penjualan ritel, menjaga pasar dalam suasana risk-off. inflasi berjalan pada laju terpanas sejak 1982 pada bulan Desember, naik 7 persen.
Meskipun melemah, analis memperkirakan prospek harga emas mulai membaik pekan ini menyusul konsekuensi dari potensi kealahan kebijakan moneter karena Federal Reserve menjadi lebih hawkish di tengah data inflasi terbaru.
Ancaman inflasi mendorong harga emas lebih tinggi karena investor memperkirakan tekanan harga akan terus meningkat.
Sementara itu, penjualan ritel turun 1,9 persen, laju penurunan terbesar dalam sepuluh bulan. Dua pendorong besar untuk emas ke depan adalah dolar AS dan imbal hasil obligasi. Dolar telah mundur, memberikan ruang bernafas untuk emas, sementara imbal hasil obligasi baru saja menghentikan kenaikan mereka.
Harga emas dan imbal hasil obligasi diprediksi akan menjadi pendorong besar terhadap harga emas ke depannya.
AUD/USD turun menjadi 0,7223. JPY/USD mengalami penurunan ke 115,45. EUR/USD juga melemah ke 1.14898. GBP/USD melonjak sedikit menjadi 1,3731.