Terbebani oleh reli dolar di tengah spekulasi bahwa Federal Reserve AS tidak akan menunda pengurangan stimulusnya, harga emas anjlok pada Selasa (10/12) pagi WIB. Ini tetap dilakukan Fed meskipun ekspektasi stagflasi membatasi kerugian dalam lindung nilai inflasi.
Kontrak emas teraktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, mengalami penurunan sebesar 1,7 dolar AS atau setara dengan 0,1 persen, kemudian menjadi ditutup pada 1.755,71 dolar AS per ounce.
Dolar merupakan faktor utama dalam penurunan harga ini. Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya naik 0,3 persen, mengurangi daya tarik emas bagi para pemegang mata uang lainnya.
Kekhawatiran terhadap inflasi yang tinggi dikombinasikan dengan terhentinya pertumbuhan ekonomi menghambat saham global, di tengah reli harga minyak.
Karena kemarin, Hari Columbus, hari libur federal di Amerika Serikat, perdagangan emas memiliki volume yang rendah dan menunjukkan sedikit pergerakan harga.
Harga emas belum benar-benar bergerak jauh bulan ini. Analis mengatakan bahwa emas menghadapi lebih banyak risiko penurunan dalam jangka pendek jika jatuh di bawah angka 1.750 dolar AS.
Platinum untuk pengiriman Januari turun 21,3 dolar AS atau 2,07 persen, menjadi ditutup pada 1.006,9 dolar AS per ounce. Perak untuk pengiriman Desember juga melemah 4 sen atau 0,18 persen kemudian ditutup pada 22,667 dolar AS per ounce.
Sementara itu, GBP/USD alami penurunan dan diperdagangkan di 1,35884. EUR/USD juga melemah ke 1,15467, sedangkan USD/JPY pun meningkat ke harga 113.335. AUD/USD juga meningkat sampai 0.73374.