Emas anjlok akibat penguatan Dolar AS jelang pertemuan Federal Reserve. Investor terus mengawasi kabar terbaru tentang rencana Bank Sentral AS berencana untuk mengurangi langkah-langkah stimulus pandemi.
Di pasar spot, emas melemah 0,2 persen menjadi USD 1,782.61 per ounce. Adapun emas berjangka AS turun 0,2 persen menjadi USD 1.784,61.
Dolar AS yang kuat dan kenaikan suku bunga riil AS mendorong ekspektasi inflasi yang menurun, sebagaimana diukur dengan tingkat inflasi impas.
Dikatakan jika para pelaku pasar akan melacak rapat Komite Pasar Terbuka Federal mendatang untuk melihat bagaimana bank sentral bereaksi terhadap peningkatan inflasi, yang akan menghasilkan kemungkinan pergerakan harga yang lebih besar.
Tercatat jika Dolar AS tetap menguat, membatasi permintaan emas batangan untuk pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Sementara itu, imbal hasil Treasury AS naik dari palung satu minggu yang disentuh di sesi sebelumnya, juga menekan emas.
The Fed akan memulai pertemuan kebijakan moneter dua hari di kemudian hari. Diharapkan pada akhir pertemuan akan diumumkan bahwa mereka menyelesaikan stimulus pembelian obligasi lebih cepat dari yang dikomunikasikan sebelumnya. Hal ini berpotensi menyiapkan kenaikan suku bunga lebih awal tahun depan.
Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak dikenakan bunga. Jika The Fed meningkatkan langkah untuk meruncing, ini kemungkinan akan melemahkan harga emas karena dolar melonjak
Di sisi lain harga logam lainnya, perak turun 0,4 persen menjadi 22,21 USD per ounce. Sementara harga platinum turun 0,2 persen menjadi 928,13 USD, sedangkan paladium naik 0,3 persen menjadi 1.685,79 USD.
Sementara itu, GBP naik ke 1,32400 dolar AS, sedangkan EUR/USD melemah ke 1,12644. Pasangan AUD/USD melonjak ke 0,71156 dan USD/JPY naik ke 113.719.