Selasa pagi di Waktu Indonesia Barat, emas mengalami penurunan. Dollar AS yang menguat membuat logam ini melemah setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell dinominasikan untuk masa jabatan kedua, mendorong ekspektasi bahwa bank sentral dapat tetap berada di jalur pengurangan dukungan ekonomi.
Kontrak emas teraktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melorot 45,2 dolar AS atau seraea 2,45 persen hingga 1.806,30 dolar AS per ounce. Emas di pasar spot juga jatuh 2,1 persen, menjadi 1.805,30 dolar AS per ounce terendah sejak awal November.
Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS semakin memperlemah emas, membuat emas mengalami penurunan harian tertajam dalam lebih dari tiga bulan.
Pencalonan kembali Powell juga menyebabkan lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Pasar uang sekarang memperkirakan Fed untuk menaikkan suku bunga pada Juni mendatang.
Dollar AS yang lebih kuat membuat emas menjadi mahal bagi pembeli luar negeri, sementara suku bunga yang lebih tinggi diterjemahkan menjadi peningkatan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Pembuat kebijakan Fed sedang memperdebatkan apakah akan menarik dukungan lebih cepat untuk menangani inflasi, setelah salah satu pejabatnya yang paling berpengaruh mengisyaratkan bahwa gagasan itu akan dibahas pada pertemuan Desember.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun menjadi 24,297 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari melemah 20,9 dolar AS sampai ditutup pada 1.015,1 dollar AS per ounce.
Di sisi lain, pasangan USD/JPY naik ke 115,049. GBP melemah ke 1,33895 dolar AS. EUR/USD anjlok ke 1,12331 dan pasangan AUD/USD menurun tipis hingga ke 0,72171.