Jumat (15/10) pagi, dolar AS terjatuh. Dolar alami penurunan karena investor memprediksi bahwa Federal Reserve akan mulai mengurangi pembelian asetnya bulan depan dan beralih pada suku bunga.
Setelah naik kembali dari level terendah 10 hari pada level 93,754 di awal sesi, indeks dolar AS melemah 0,036% hingga 93,984. Greenback telah reli sejak awal September di tengah ekspektasi Bank Sentral AS akan memperketat kebijakan moneter lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, di tengah membaiknya ekonomi dan melonjaknya inflasi.
Namun, dolar berbalik arah, bahkan setelah risalah pertemuan kebijakan Fed 21-22 September mengkonfirmasi pengurangan stimulus kemungkinan akan dimulai tahun ini dan data menunjukkan bahwa tekanan harga masih memukul konsumen AS. Prediksi mengatakan bahwa Federal Reserve akan mulai mengurangi pembelian asetnya pada awal bulan depan, dan penghentian program pembelian obligasi besar-besaran akan terjadi cukup cepat.
Euro datar terhadap dolar AS di level USD1,15955 atau jatuh dari tertinggi sembilan hari yang dicapai semalam. Sementara pound Inggris naik 0,15% terhadap dolar, pada USD1,36815.
Kembalinya selera risiko mungkin juga telah mengurangi permintaan untuk safe-haven greenback, dengan pasar ekuitas AS mencatat kenaikan yang solid di tengah pendapatan yang optimis, kata Vassili Serebriakov, ahli strategi valas dan makro di UBS.
Di sisi lain, AUD/USD naik tipis sampai ke 0.74148. Kenaikan tipis terjadi pula pada USD/JPY sampai ke harga 113.878. GBP/USD pun naik hingga 1.36834.