Kamis (16/09) pagi di waktu Asia, dolar tergelincir. Data inflasi AS yang lebih rendah dari prediksi sebelumnya masih menghancurkan ekspektasi jadwal pengurangan pembelian aset dari Federal Reserve yang lebih cepat.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya ada di level 92,519, turun sekitar 0,2 persen dari kemarin.
Namun, dolar memangkas kerugian setelah angka lebih tinggi dari perkiraan untuk survei bisnis Fed New York dan harga impor turun tak terduga pada Agustus. Laporan ini mengimbangi angka yang menunjukkan hasil manufaktur AS yang melambat pada Agustus, naik 0,2 persen dari kenaikan 1,6 persen bulan sebelumnya.
Tingkat inflasi Inggris mencapai tiitk tertinggi dalam hampir 10 tahun pada bulan lalu. Inflasi yang tinggi terus menekan pembuat kebijakan.
Data semalam menunjukkan indeks harga konsumen AS, tidak termasuk komponen makanan dan energi yang mudah berubah, naik tipis 0,1 persen bulan lalu.
Prospek tapering dan suku bunga akan menjadi jelas pada pertemuan kebijakan dua hari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) minggu depan.
Tapering pada umumnya akan menyebabkan kenaikan harga pada dolar karena menunjukkan The Fed selangkah lebih dekat ke kebijakan moneter yang lebih ketat. Ini juga berarti bank sentral akan mengurangi jumlah dolar yang beredar dan meningkatkan nilai mata uang.
Adapun EUR/USD naik 0,1 persen hingga ke 1,1810 dolar, pasangan GBP/USD pun mengalami kenaikan hingga 1,38374. Sedangkan AUD/USD jatuh ke harga 0,7301 dolar AS, terendah dalam lebih dari dua minggu setelah rilis data Tiongkok. USD/JPY juga jatuh ke 109,15, terendah empat minggu.