Rabu (08/09) pagi di waktu Asia, dolar terus menjauh dari level terendah selama hampir satu bulan.
Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS menyebabkan terjadinya kenaikan indeks harga dolar. Kenaikan ini memicu para investor untuk memangkas posisi dolar terhadap euro sebelum pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) minggu ini.
Greenback pada Jumat minggu lalu terjatuh ke level terendah sejak awal Agustus setelah laporan pekerjaan AS yang muncul hari itu mengecewakan. Hal ini memicu para analis untuk meningkatkan taruhan Federal Reserve tidak akan mengurangi stimulusnya dalam beberapa bulan mendatang.
Akan tetapi, greenback kembali menguat dalam dua sesi terakhir, naik sebesar 0,33 persen pada ke level 92,40 setelah menyentuh level terendah pada Jumat lalu.
The Fed diperkirakan masih cenderung bergerak menuju tapering di akhir tahun ini. Ekonomi AS kemungkinan akan menjadi relatif kuat. Diprediksi pelemahan dolar akan kecil.
Dolar juga diuntungkan dari kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS di mana pemerintah AS menjual surat utang baru minggu ini, termasuk USD58 miliar dalam surat utang tiga tahun, USD38 miliar dalam obligasi 10-tahun dan USD24 miliar dalam obligasi 30-tahun.
Di sisi lain, harga GBP/USD melemah hingga ke 1,37744, sedangkan USD/JPY meningkat ke 110,253. AUD/USD pun menurun hingga ke 0.73810. Begitu pula pada EUR/USD, terjadi penurunan hingga ke 1.18376.