Rabu (26/01) pagi di Asia, dolar bergerak turun. Euro mendekati level terlemahnya dalam sebulan terhadap dolar safe haven dan yen Jepang. Investor tetap khawatir mengenai potensi konflik bersenjata di Ukraina, dan keputusan kebijakan AS yang lebih cepat dari perkiraan, yakni, pengetatan kebijakan moneter.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun tipis 0,01 % menjadi 95,921. Pasangan USD/JPY melonjak tipis 0,02% di 113,88. Pasangan AUD/USD naik tipis menjadi 0,7157 dan pasar Australia ditutup libur. Pasangan NZD/USD melemah tipis ke 0,6681.
Euro hampir bergerak mendatar di 1,1302 USD setelah jatuh ke 1,1264 USD semalam untuk pertama kalinya sejak 21 Desember 2021.
USD/CNY turun tipis menjadi 6,3226 dan GBP/USD naik tipis 0,12% ke 1,3512. Inggris juga tengah menangani penyelidikan apakah Perdana Menteri Boris Johnson berpotensi melanggar aturan lockdown COVID-19. Temuan penyelidikan internal dapat diumumkan hari ini.
Bank of Canada juga akan menurunkan keputusan kebijakannya sesi hari ini, di mana dolar Kanada naik tipis menjadi 1,2622 CAD terhadap mitra AS-nya.
Para pemimpin negara Barat terus mempercepat persiapan untuk melawan setiap aksi militer Rusia di Ukraina, sementara Rusia menyatakan “kekhawatiran besar” setelah 8.500 tentara AS disiagakan untuk dikerahkan ke Eropa jika eskalasi terjadi.
Fokusnya juga pada The Fed, yang akan mengumumkan keputusan kebijakan dini hari nanti. Investor akan mencari petunjuk untuk waktu kenaikan suku bunga dan pengetatan kuantitatif (QT), tetapi pasar uang saat ini memperkirakan kenaikan pertama pada awal Maret 2022.