Dolar menguat, namun masih mendekati level tertinggi selama sembilan setengah bulan karena kekhawatiran terhadap penyebaran varian delta COVID-19 memberikan dorongan pada aset safe-haven.
Indeks Dolar AS yang melacak greenback terhadap mata uang lainnya turun 0,03% menjadi 93,558, Jumat (20/08) pagi di Asia.
Pasangan USD/JPY naik tipis 0,02% menjadi 109,75, sedangkan pasangan NZD/USD turun 0,13% menjadi 0,6833. Harga AUD/USD juga turun tipis 0,07% menjadi 0,7141 dan GBP/USD turun tipis 0,08% ke 1,3628.
Pasangan USD/CNY naik 0,13% menjadi 6,5024. Bank Rakyat China merilis loan prime rate (LPR) terbaru dengan LPR lima tahun ada di level 4,65% dan LPR satu tahun tetap bertahan di level 3,85 %.
Risalah dari pertemuan Fed yang menandakan bahwa pengurangan aset dapat dimulai segera pada tahun 2021 memberikan kekuatan pada mata uang AS. Investor masih menantikan simposium Jackson Hole Fed yang akan dilaksanakan pada tanggal 26 hingga 28 Agustus, membahas tentang jadwal kenaikan suku bunga dan pengurangan aset.
Akan tetapi, penyebaran varian delta COVID-19 yang meningkat tanpa henti membuat mata uang berisiko juga mengalami kerugian. Dolar Australia dan Selandia Baru berada di daerah terendah sembilan bulan.
Seminggu ini, dolar Australia mengalami penurunan 3% dan berada di daerah terburuknya sejak September 2020. Hal ini disebabkan oleh lockdown yang diterapkan di daerah tersebut untuk mengekang penyebaran COVID-19 varian delta.
Dolar Selandia Baru turun 3% pada minggu ini, sama-sama merupakan level terendah sejak September 2020. Hal ini diakibatkan oleh penundaan kenaikan suku bunga oleh Reserve Bank of New Zealand. Negara itu juga sedang lockdown memerangi pandemi COVID-19.