Dolar diperdagangkan lebih kuat terhadap mata uang lainnya seiring dengan data inflasi AS yang rilis di luar perkiraan pasar pada sesi sebelumnya.
Tingkat inflasi semakin meningkat semakin memperbesar peluang perubahan kebijakan moneter Fed. Data inflasi CPI di AS melonjak ke level tertinggi dalam 13 tahun terakhir dengan data y/y atau dibandingkan dengan data yang sama periode setahun yang lalu terjadi kenaikan 5.4% . Dengan data Core yang tidak menyertakan komponen makanan dan bahan bakar naik 4.5%.
Sedangkan data bulanan naik 0.9% dari periode sebelumnya 0.6% yang jauh lebih baik dari perkiraan turun ke 0.5% dan data Core juga naik 0.9% yang lebih baik dari perkiraan turun ke 0.4% dari periode sebelumnya 0.7%.
Dengan data-data diatas menunjukkan inflasi masih jauh melampaui target fed dikisaran 2% sehingga membuka peluang bagi Fed untuk mengubah kebijakan moneternya sebelum terjadinya overheat. Dengan level inflasi saat ini kemungkinan untuk mendekati level target Fed pun akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar yang artinya kenaikan inflasi tidak sekedar transisi seperti yang selama ini diyakini oleh sejumlah pejabat Fed.
Hal ini menjadikan testimoni tengah tahunan Ketua Fed – Jerome Powell malam ini didepan komite kebijakan moneter dan ekonomi parlemen AS akan menjadi sangat penting untuk dicermati. Untuk mengetahui pandangannya terhadap kondisi ekonomi terkini dan peluang perubahan langkah moneter yang akan diambil pada pertemuan moneter FOMC berikutnya.
Di lain tempat Euro turun tajam seiring dengan penguatan mata uang dolar. Dengan data inflasi CPI yang stagnan di Jerman 0.4% dan data inflasi CPI di Prancis yang turun 0.1% lebih jelek dari perkiraan stabil 0.2%, membuat sentimen Euro menjadi negatif terlebih dengan masih belum adanya kejelasan langkah pembukaan akses di sejumlah wilayah ini meski program vaksinasi sudah berjalan.