Dolar AS menguat tajam pada perdagangan Kamis, mendekati harga tertinggi dalam 6 pekan terakhir pasca pengumuman hasil pertemuan moneter FOMC yang mengindikasikan akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan awal. 13 dari 18 anggota voting FOMC melihat kemungkinan 2x kenaikan suku bunga pada tahun 2023 mendatang.
Pada pertemuan moneter sebelumnya di bulan Maret lalu hanya 7 dari 18 anggota voting yang melihat kemungkinan kenaikan suku bunga pada tahun 2023 selebihnya baru akan mengubah suku bunga pada tahun 2024 yang akan datang. Perubahan pandangan ini terjadi seiring pertumbuhan dan inflasi yang lebih baik dari perkiraan. Pemulihan ekonomi yang berjalan sangat baik mampu meyakinkan anggota voting bahwa inflasi masih berpotensi untuk terus naik melebihi perkiraan semula.
Ketua Fed – Jerome Powell dalam konferensi pers terlihat cukup optimis dengan mengatakan indikator aktivitas ekonomi terus meningkat dan sektor tenaga kerja diharapkan akan menyusul dalam beberapa waktu mendatang. Powell menambahkan sektor tenaga kerja akan semakin membaik dalam 1 atau 2 tahun lagi.
Selain itu Powell juga membahas perihal tapering dengan menyampaikan anggota voting FOMC sudah mulai membahas pengurangan program QE meskipun hal tersebut tidak akan dilakukan hingga kondisi ekonomi mencapai perkembangan yang substansial. Fed perlu lebih banyak data ekonomi untuk menentukan hal tersebut. Hal ini diluar ekspektasi pasar, karena pembasan ini diperkirakan baru akan dibahas pada pertemuan simposium ekonomi Jackson Hole di bulan Agustus mendatang.
Perubahan sikap dari anggota voting FOMC ini menggambarkan optimisme akan meningkatnya data-data ekonomi yang akan datang. Selain itu Fed juga menaikkan prakiraan pertumbuhan ekonomi dan inflasinya untuk tahun 2021 ini hingga 2023 mendatang.