Jumat (13/08), dolar AS melemah ke level terendah dalam satu minggu, tetapi masih mendekati level tertinggi selama empat bulan. Para investor masih menanti arahan lanjut dari Federal Reserve AS tentang jadwal penurunan aset serta kenaikan suku bunga.
Indeks dolar AS menurun 0,08% pada 92,960 pukul 11.15 WIB.
Terjadi kenaikan pada pasangan USD/JPY 0,03% di 110,42. Kenaikan terjadi juga pada AUD/USD sebesar 0,12% di 0,7343 dan NZD/USD sebesar 0,13% ke 0,7008. GBP/USD pun menguat 0,08% ke 1,3815.
Namun, di Indonesia, rupiah melemah 0,03% di 14.385,0 terhadap dolar AS. Pasangan USD/CNY tetap stabil di 6,4779.
Dirilis pada hari Kamis, data ekonomi AS terbaru menampilkan bahwa IHP naik 1% di bulan Juli. Walaupun, IHK yang dirilis sehari sebelumnya menunjukkan bahwa tekanan inflasi memuncak. Angka ini dapat mendorong Fed untuk memulai pengurangan aset.
Beberapa pejabat Fed mengutarakan bahwa pengurangan aset akan dimulai dalam beberapa bulan mendatang. Kebijakannya berbeda dengan kebijakan yang lebih dovish dari bank sentral lain. Contohnya, European Central Bank dan Bank of Japan.
Harapan untuk pengurangan aset pada akhir tahun 2020 semakin meningkat, meskipun komentar dovish dari Ketua Fed Jerome Powell membuatnya berbeda dengan pandangan beberapa presiden Fed regional.
375.000 klaim pengangguran awal diajukan sepanjang minggu, lebih rendah dari klaim yang diajukan selama minggu sebelumnya, yaitu 387.000, menurut data AS.
Ekonom senior Sumitomo Mitsui Trust Asset Management, Naoya Oshikubo mengutarakan bahwa fokusnya beralih ke ketenagakerjaan dari inflasi. Sementara itu, masih perlu ada pemantauan terhadap dampak varian Delta COVID-19. Ekonom tersebut juga mengungkapkan bahwa jika terjadi pertumbuhan gaji yang kuat untuk beberapa bulan ke depan, seharusnya ada pengumuman tapering dari The Fed.