Pergerakan dari dolar AS kini kembali melemah di akhir pekan kemarin. Pelemahan USD ini disebabkan bahwa beberapa spekulan menyebutkan bahwa bank sentral AS kemungkinan akan memperlambat atau menghentikan sementara keputusan kenaikan suku bunga. Setelah rencana sebelumnya pada pertengahan tahun ini.
Dalam rapat the Fed, dimana menjelaskan bahwa beberapa peserta rapat anggap keputusan menaikkan lagi suku bunga 50 basis poin pada pertengahan tahun ini layak. Harapannya untuk memerangi inflasi yang membuat perekonomian masih runyam.
Dalam penutupan hari kemarin, pergerakan indes dolar uang mengukur kekuatan dari mata uang negara AS tersebut turun 0,28%. Penurunan melawan mata uang mayor ini bergerak ke kisaran 101.77 berada di penutupan.
Diketahui sebelumnya kenaikan pada Greenback menyentuh tingkat tertingginya dalam dua dekade di harga 105. Akan tetapi saat ini para pelaku pasar melihat ada perlambatan pada langkah the Fed. Mereka sedikit percaya kalau nantinya the Fed bakal memperlambat keputusan kenaikan suku bunga. Bukan lagi di pertengahan tahun ini.
Data ekonomi AS yang baru saja di rilis, seperti tingkat PDB (preliminary GDP) berada di tingkat -1,5% turun dari data yang dilaporkan sebelumnya di 1,4%. Menegaskan bahwa perekonomian AS mengalami kontraksi di kuartal pertama tahun ini.
Ada pendapat dari Ed Moya, seorang analis dari Oanda, sebutkan bahwa kini para pelaku pasar beranggapan kalau bank sentral AS tidak terlalu agresif untuk jangka pendek ini.