Dolar AS mendapatkan rally penguatan pada pasar Asia hari Kamis setelah Federal Reserve memproyeksikan sikap yang lebih hawkish daripada yang diharapkan pasar, sementara kekhawatiran atas meningkatnya kasus COVID-19 di China dan kondisi ekonomi yang memburuk juga terus membebani.
Federal Reserve menaikkan suku bunga dengan relatif lebih kecil 50 basis poin (bps) dan mengatakan akan menaikkan suku bunga yang lebih moderat dalam beberapa bulan mendatang.
Ketua Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa biaya pinjaman kemungkinan akan memuncak pada tingkat yang lebih tinggi dari perkiraan, mengingat inflasi masih berjalan jauh di atas kisaran target bank sentral.
Analis mengatakan bahwa Fed membutuhkan inflasi untuk mundur lebih jauh sebelum dapat mengurangi sikap hawkishnya, dan kemungkinan akan terus menaikkan suku sampai saat itu.
Skenario seperti itu menjadi pertanda buruk bagi mata uang Asia, mengingat mereka turun tajam tahun ini karena kesenjangan antara utang berisiko dan berisiko rendah menyempit.
Kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi di China juga membebani sentimen regional. Yuan China turun 0,1% setelah data menunjukkan produksi industri dan penjualan ritel turun di bawah ekspektasi pada November karena gangguan terkait COVID.
Yen Jepang turun 0,1% setelah data menunjukkan defisit perdagangan negara itu menyusut kurang dari yang diharapkan pada bulan November, menandakan lebih banyak tekanan pada ekonomi.
Fokus pasar pada hari Kamis juga akan mengarah pada keputusan suku bunga oleh Bank of England dan Bank Sentral Eropa. Kedua bank diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, karena mereka bergerak untuk menahan kenaikan inflasi yang mencapai rekor tertinggi tahun ini.