Dolar Amerika Serikat kembali melemah pada Selasa (03/08) pagi di sesi Asia, yang mengakibatkan kerugian terhadap nilai safe haven yen Jepang. Kekhawatiran atas munculnya virus COVID-19 varian delta, jumlah korban yang semakin meningkat, pada akhirnya dari sektor manufaktur mengalami penurunan yang signifikan. Kebanyakan investor yang mulai pesimis dengan proyeksi pemulihan ekonomi di masa-masa sulit seperti ini.
Berikut pantauan pergerakan terkini:
Indeks dolar AS turun tipis 0,07% di 91,987 pukul 11.41 WIB.
USD/JPY juga melemah hingga titik terlemah di bulan Mei yaitu 0,11% di 109,16
USD/CNY naik tipis 0,04% ke 6,4648
GBP/USD naik 0,12% ke 1,3895 pukul 11.45 WIB.
AUD/USD menguat 0,56% di 0,7403
Dari data-data di atas, tampaknya pasar cenderung mengurangi resiko dengan melihat data hasil obligasi yang cenderung turun sejak perdagangan Eropa kemarin. Semua hal ini berawal dari kekhawatiran terhadap virus varian Delta yang mulai menyebar di banyak tempat.
Kini China sedang berjuang untuk melawan wabah varian delta terbaru ini, yang sudah menyebar hingga ke wilayah pedalaman. Negara-negara lain di kawasan Asia pun masih berjuang melawan virus varian baru ini. Jepang kini sudah memperpanjang status keadaan darurat, mulai dari Tokyo dan Okinawa pada hari Senin kemarin.
Kini, jumlah kasus harian di Tokyo sudah mencapai rekor tertingginya.
Varian Delta juga berkontribusi pada meningkatnya jumlah kasus di AS yang kini jumlahnya semakin meningkat. Kekhawatiran COVID-19 ini akhirnya mengesampingkan kemajuan RUU investasi infrastruktur AS senilai $1 triliun yang dapat siap untuk dilakukan pemungutan suara terakhir dalam seminggu.
Sementara itu, data yang dirilis pada hari Senin menunjukkan angka PMI manufaktur dari Institute of Supply Management (ISM) lebih rendah dari perkiraan 59,5, indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) lebih baik dari perkiraan 63,4 di bulan Juli, sedangkan . Indeks ketenagakerjaan manufaktur ISM dirilis lebih baik dari perkiraan 52,9 di bulan Juli.