Dolar AS melemah pada Kamis pagi di Asia setelah kepala bank sentral mengisyaratkan pentingnya untuk menurunkan inflasi.
Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun tipis 0,06% di 105,04.
Pasangan USD/JPY stabil di 136,59.
Pasangan AUD/USD naik tipis 0,15% menjadi 0,6891, dan NZD/USD naik tipis 0,03% di 0,6219.
Pasangan USD/CNY turun tipis 0,08% ke 6,6952, sedangkan GBP/USD naik tipis 0,05% di 1,2132.
EUR/USD naik 0,15, setelah melemah 0,75% sehari sebelumnya.
Christopher Wong, ahli strategi senior FX di Maybank, mengaitkan penurunan euro terhadap dolar dengan pasar bergerak menjauh dari aset berisiko setelah bankir sentral memperingatkan inflasi yang bertahan lama dan mereka akan memprioritaskan memeranginya, sehingga membuat dolar rebound semalam.
Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell dan rekan-rekannya di Eropa dan Inggris mengingatkan bahwa laju tinggi inflasi dapat berlangsung lama selama forum tahunan Bank Sentral Eropa (ECB) di Portugal. Ia menambahkan bahwa penting untuk menurunkan inflasi.
Sikap hawkish bank sentral telah menimbulkan kekhawatiran atas resesi dan menggoyahkan pasar keuangan dalam beberapa bulan terakhir. Saham global akan menutup kuartal terburuknya sejak tiga bulan yang berakhir Maret 2020.
Sementara itu, Presiden Fed Bank of Cleveland Loretta Mester menyatakan para pejabat harusnya bertindak tegas untuk mengendalikan tekanan harga. Mester mengatakan bahwa The Fed “baru di awal” kenaikan suku bunga dan ia ingin melihat suku bunga pinjaman acuan mencapai 3% hingga 3,5% tahun ini dan sedikit di atas 4% tahun depan” bahkan jika itu mungkin menyeret ekonomi ke dalam resesi.
Sementara itu, Presiden Xi Jingping mengatakan nol COVID masih merupakan kebijakan paling ekonomis dan efektif untuk China meskipun negara itu baru saja memangkas waktu karantina COVID bagi para pelancong yang masuk.
Di Asia Pasifik, kegiatan pabrik China tumbuh untuk pertama kalinya dalam empat bulan saat pembatasan Covid berakhir di kota-kota besar seperti Shanghai. Data resmi yang dirilis sebelumnya menunjukkan Indeks manajer pembelian manufaktur (PMI)naik menjadi 50,2 di bulan Juni dari 49,6 di bulan Mei, ekspansi pertama sejak Februari.