Dolar AS Anjlok Ekspektasi Pengetatan Moneter Agresif Tumbuh

Dolar AS melemah pada Rabu pagi di Asia, meskipun investor memperkirakan kenaikan suku bunga yang agresif dari pertemuan Federal Reserve AS.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun 0,23% di 105,27.

Pasangan USD/JPY  turun 0,29% ke 135,09. Pasangan ini mencapai level terendah baru 24 tahun.

Pasangan AUD/USD  menguat 0,48% di 0,6900, dan NZD/USD  naik 0,21% ke 0,6226.

Pasangan USD/CNY turun 0,28% menjadi 6,7224, sementara GBP/USD  naik 0,18% ke 1,2014.

Fed akan mengumumkan keputusan kebijakannya dini hari nanti. Bank sentral tersebut diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin karena indeks harga konsumen (IHK) melonjak 8,6% tahun ke tahun di bulan Mei, terbesar dalam 40 tahun.

Data resmi menunjukkan pada hari Rabu bahwa produksi industry China meningkat 0,7% pada bulan Mei periode tahun ke tahun, lebih baik dari ekspektasi pasar. Angka April terbit dengan penurunan 2,9%, sementara perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com memperkirakan penurunan 0,7%. Namun, wabah baru COVID-19 dan pembatasan berikutnya menambah kekhawatiran mengenai jalur pemulihan yang tidak pasti di negara terbesar kedua itu.

Investor kini juga menunggu keputusan kebijakan dari bank sentral global. Bank of England akan memberikan keputusan kebijakannya pada hari Kamis, dan Bank of Japan akan merilis pada hari berikutnya.

Seputar data, Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang dirilis pada hari Selasa naik 0,8% bulan ke bulan di bulan Mei.

Dolar AS Anjlok Kemarin di Asia

Dolar AS bergerak turun pada Selasa di Asia, tetapi masih berada di dekat level tertinggi baru 20 tahun dengan investor melihat potensi kenaikan suku bunga yang lebih agresif dari Federal Reserve AS.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun tipis 0,03% ke 104,930.

Pasangan USD/JPY naik 0,17% di 134,63. Karena yen jatuh ke posisi terendah 24 tahun terhadap dolar, Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan pemerintah akan mengoordinasikan setiap langkah yang tepat dengan Bank of Japan (BOJ) pada hari Selasa.

Pasangan AUD/USD naik 0,40% di 0,6951, dan NZD/USD naik 0,34% di 0,6280.

Pasangan USD/CNY  turun 0,26% ke 6,7372, sementara GBP/USD naik 0,35% menjadi 1,2177.

Indeks harga konsumen (IHK) AS naik menjadi 8,6% di bulan Mei periode tahun ke tahun, tertinggi baru dalam 40 tahun. Investor menilai peluang sebesar 93% bahwa Fed akan menaikkan suku bunga 75 basis points pada pertemuan kebijakan Juni Rabu ini.

Saham-saham Asia jatuh di tengah kekhawatiran resesi yang dibawa oleh kebijakan pengetatan, menyusul anjloknya ekuitas AS.

Pergerakan dari bank sentral untuk mengendalikan inflasi global masih menarik perhatian Investor.Bank of England akan memberikan keputusan kebijakannya pada hari Kamis, sedangkan BOJ akan mengumumkannya pada akhir pekan.

Di sisi data, indeks harga konsumen (PPI) AS akan dirilis hari Selasa, dan China akan menerbitkan data aktivitas ekonomi utama pada hari berikutnya.

Indeks Dolar AS Yang Mengukur Greenback Terhadap Sejumlah Mata Uang Lainnya Menguat 0,29% ke 104,45.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik 0,29% ke 104,45.

Dolar AS bergerak naik pada awal pekan di Asia. Data inflasi yang tinggi Jumat lalu dapat mengisyaratkan langkah kebijakan pengetatan moneter yang lebih agresif dari Federal Reserve AS.

Pasangan AUD/USD turun 0,30% ke 0,7029, dan NZD/USD urun 0,39% menjadi 0,6345.

Pasangan USD/CNY naik 0,29% menjadi 6,7282, sedangkan GBP/USD turun tipis 0,16% menjadi 1,2294.

Pasangan USD/JPY naik 0,30% menjadi 134,82. Yen sempat naik sesaat pada akhir pekan ketika pemerintah Jepang dan bank sentral mengatakan bahwa mereka khawatir terhadap penurunan drastis yen baru-baru ini. Pernyataan langka tersebut dapat dilihat sebagai sinyal bahwa Tokyo dapat melakukan intervensi untuk mendukung mata uangnya. Bank of Japan (BOI) akan mengumumkannya pada akhir pekan sementara investor mengharapkan sedikit perubahan dari BOJ.

Beijing mengumumkan pada hari Minggu tiga putaran pengujian massal saat melihat adanya penyebaran baru COVID-19, menambah kekhawatiran investor tentang prospek ekonomi yang suram.

Bank of England akan menerbitkan keputusan kebijakannya pada hari Kamis dan diperkirakan akan menaikkan suku bunga.

Indeks harga konsumen AS yang dirilis akhir pekan silam naik 8,6% pada Mei tahun ke tahun, tertinggi baru 40 tahun, menambah kekhawatiran investor terhadap resesi yang dipicu oleh pengetatan moneter yang agresif.

Data inflasi juga mengirim imbal hasil benchmark AS tenor 10 tahun beranjak lebih tinggi, menyentuh 3,2% pada Senin pagi, setelah naik hampir 12 basis poin pada akhir pekan.

The Fed akan mengadakan pertemuan Juni Rabu nanti, di mana diharapkan akan memberikan kenaikan suku bunga 50 bps.

Untuk data, indeks harga produsen (PPI) AS akan dirilis pada hari Selasa, dan data aktivitas ekonomi utama China termasuk produksi indsutri akan dirilis pada hari berikutnya.

Dolar AS Menguat Lagi Pada Akhir Pekan di Asia!

Dolar AS bergerak naik pada akhir pekan petang di Asia sebelum pengumuman data inflasi AS malam nanti dan usai Bank Sentral Eropa (ECB) memberikan sinyal kenaikan suku bunga di masa depan.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun tipis 0,09% di 103,127.

Pasangan USD/CNY turun tipis 0,03% menjadi 6,6900, sementara pasangan GBP/USD naik tipis 0,10% di 1,2502.

Pasangan USD/JPY melemah 0,40% ke 133,79. Rupiah naik tipis 0,02% di 14.557,5 per dolar AS.

Pasangan AUD/USD naik tipis 0,13% ke 0,7106 dan NZD/USD naik 0,19% di 0,6404.

Inflasi produsen China melambat ke level terendah 14 bulan di bulan Mei. Data resmi menunjukkanindeks harga produsen (PPI) naik 6,4% tahun ke tahun di bulan Mei, sementara kenaikan sebesar 8,0% tercatat di bulan April, akibat melemahnya permintaan baja, aluminium, dan bahan baku lainnya mengingat adanya gangguan COVID-19.

Shanghai telah memulai kembali sebagian pembatasan baru wabah COVID-19 meski sempat melonggarkan pembatasan pada 1 Juni lalu.

Sementara itu, investor mencerna sinyal kenaikan suku bunga dari ECB sebanyak 25 bps pada bulan Juli dan bersedia meningkatkannya lebih besar jika inflasi tetap tinggi. Inflasi zona euro sekarang lebih dari 8%. ECB juga akan menghentikan pembelian aset bersih pada 1 Juli 2022.

Data juga menunjukkan ideks harga konsuman (IHK) naik 2,1% tahun ke tahun di bulan Mei.

Imbal hasil Treasury AS jangka pendek terus menguat.

Investor kini mengalihkan fokusnya ke data inflasi, yang akan dirilis hari ini, untuk mencari petunjuk lanjutan mengenai jalur kenaikan suku bunga Federal Reserve AS.

Analis Westpac menyatakan indeks dollar AS akan berada di kisaran 101 hingga 105, dan bisa tetap lebih tinggi jika data IHK AS dan pertemuan Fed minggu depan menyoroti pergerakan imbal hasil yang lebih tinggi, menurut Reuters.

Indeks Dolar AS Mengukur Greenback Sedikit Lesu

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun tipis 0,09% di 102,45.

Dolar AS melemah pada Kamis pagi di Asia. Pertemuan Bank Sentral Eropa dan keputusan kebijakannya hari ini akan tetap menjadi fokus utama pasar.

Pasangan AUD/USD turun tipis 0,13% ke 0,7183 dan NZD/USD naik tipis 0,08% menjadi 0,6452.

Pasangan USD/JPY turun 0,12% menjadi 134,09. Yen bangkit kembali dari level terendah 20 tahun selama sesi sebelumnya pada hari Kamis, kendati Bank of Japan mempertahankan kebijakan stimulus.

Rupiah kembali melemah 0,46% di 14.556,5 per dolar AS.

Pasangan USD/CNY turun 0,10% di 6,6768, sedangkan GBP/USD turun tipis 0,04% ke 1,2535.

Data pemerintah yang dirilis sebelumnya menunjukkan ekspor China tumbuh 16,9% yoy pada bulan Mei karena pembatasan COVID-19 dan gangguan pada produksi dan logistik mereda, mengalahkan ekspektasi pasar. Perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com memperkirakan pertumbuhan sebesar 8,0% dan pertumbuhan 3,9% tercatat pada bulan April.

ECB akan menerbitkan keputusan kebijakannya hari ini dan diperkirakan akan mengakhiri program pembelian asetnya yang sudah berjalan lama.

Dalam hal Presiden ECB Christine Lagarde condong ke pergerakan suku bunga yang lebih optimis di masa depan, itu akan memberikan dorongan untuk euro-dolar.

Pasar telah memperkirakan kenaikan suku bunga 50 basis poin oleh ECB karena inflasi zona euro yang tinggi.

Dari data, indeks harga konsumen (IHK), IHK China, dan indeks harga produsen (PPI) akan dirilis pada akhir pekan

Investor masih khawatir terhadap resesi yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga. Menambah prospek pertumbuhan global yang suram, Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengingatkan pada hari Rabu bahwa perang di Ukraina telah membuat prospek ekonomi dunia lebih suram juga lembaga ini memangkas perkiraan pertumbuhannya.

Dolar Menguat; Investor Berharap Lebih Banyak Suku Bunga Meningkat

Dolar AS bergerak naik pada hari Selasa di Asia dalam ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan memberikan lebih banyak kenaikan suku bunga.

Pasangan USD/JPY  menguat 0,58% ke 132,63. Rupiah sedikit melemah 0,11% di 14.465,5 per dolar AS.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik 0,16% di 102,6.

Dolar AS naik ke level tertinggi 132,305 yen pada hari Selasa – level yang tidak terlihat sejak April 2002 saat imbal Treasury 10 tahun menguat ke 3,05% untuk pertama kalinya dalam hampir empat minggu.

Pasangan AUD/USD menguat 0,51% di 0,7288 menjelang keputusan kebijakan dari Reserve Bank of Australia (RBA), yang akan dirilis hari ini. RBA diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga kembali untuk pertama kalinya dalam 12 tahun.

Pasangan NZD/USD  naik tipis 0,04% menjadi 0,6492.

Pasangan USD/CNY naik 0,14% di 6,6630, sedangkan GBP/USD turun 0,13% ke 1,2514.

Karena penurunan tajam yen merusak kepercayaan konsumen, Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda menegaskan kembali komitmen teguhnya untuk stimulus moneter “kuat” pada awal pekan.

Euro turun 0,09% menjadi $1,0686 sebelum keputusan kebijakan Europeran Central Bank (ECB) pada hari Kamis. Investor telah memperkirakan beberapa kenaikan suku bunga dari ECB.

Seiring kuatnya laporan pekerjaan AS akhir pekan lalu mengisyaratkan lebih banyak kenaikan bunga, investor sekarang menunggu  indeks harga konsumen(IHK) untuk mendapat petunjuk soal jalur kenaikan suku bunga, yang dijadwalkan akhir pekan ini.

Indeks Dolar AS, Yang Mengukur Greenback Terhadap Mata Uang Lainnya, Menguat 0,2%

Dolar AS makin bergerak naik di awal perdagangan Eropa Rabu petang dengan sentimen risiko surut karena bank sentral global memperketat kebijakan moneter sehingga ada kemungkinan bisa membebani pertumbuhan ekonomi global.

Indeks Dolar AS, yang mengukur greenback terhadap mata uang lainnya, menguat 0,2% ke 102,562.

Bank-bank sentral di seluruh dunia mulai merespons inflasi yang mengalami dengan pengetatan kebijakan moneter, yang sempat sangat longgar pasca pandemi COVID-19.

Federal Reserve AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga dana acuannya sebesar 50 basis poin minggu depan dan lagi pada bulan Juli, sedangkan European Bank Central bertemu pada hari Kamis dan diperkirakan akan meletakkan dasar bagi kenaikan suku bunga bulan depan.

Sebelumnya hari ini, bank sentral India menaikkan suku bunga  acuan untuk bulan kedua berturut-turut sebesar 50 basis poin menjadi 4,90%, yang mengikuti langkah serupa oleh Reserve Bank of Australia pada hari Selasa.

Hal ini berdampak pada prospek ekonomi global, di mana Bank Dunia menurunkan perkiraan pertumbuhan global tahun ini menjadi 2,9% dari prediksi Januari sebesar 4,1%, dengan alasan melonjaknya harga komoditas, gangguan pasokan, dan langkah bank sentral untuk menaikkan tingkat suku bunga.

Hasilnya, USD/JPY terus naik 0,5% ke 133,24, naik ke level tertinggi baru 20 tahun, sementara yen juga kian turun ke level terendah tujuh tahun terhadap euro.

Pengecualian yang jelas adalah Bank of Japan yang tidak memberikan indikasi untuk menghentikan kebijakan moneter ultra longgarnya, setelah Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda baru-baru ini menegaskan kembali bahwa tidak ada rencana pengetatan yang sedang dibahas.

Di tempat lain, EUR/USD  turun 0,1% di 1,0687 setelah produksi indstri Jerman naik hanya 0,7% di bulan April, di bawah perkiraan pertumbuhan 1,0%. Ini menambah bukti lanjutan, setelah data yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan pesanan pabrik  turun 2,7% di bulan yang sama, dengan anggapan bahwa ekonomi terbesar zona euro dapat mengalami satu kuartal kontraksi ekonomi.

GBP/USD turun 0,1% di 1,2571 setelah periode perdagangan yang bergejolak di tengah panas politik usai Perdana Menteri Inggris Boris Johnson lolos dari mosi tidak percaya.

Uang sensitif risiko AUD/USD  urun 0,4% menjadi 0,7199 setelah kenaikan suku bunga Selasa oleh Reserve Bank of Australia, NZD/USD turun 0,5% di 0,6456, sementara USD/CNY naik tipis ke 6,6726.

Indeks Dolar AS Mengukur Greenback Terhadap Sejumlah Mata Uang Lainnya Turun Tipis

Dolar AS melemah pada awal pekan di Asia, namun pergerakannya kecil saat investor memperkirakan kenaikan suku bunga lanjutan terkait laporan pekerjaan AS yang optimis.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun tipis 0,04% di 102,118.

Pasangan USD/JPY turun 0,21% menjadi 130,59.

Inflasi zona euro naik ke tingkat rekor tertinggi lagi di bulan Mei, European Central Bank (ECB) akan mengumumkan penghentian pembelian obligasi minggu ini, bergabung dengan rekan-rekan globalnya dalam pengetatan kebijakan moneter guna menghadapi lonjakan inflasi yang tinggi. ECB  juga akan mengumumkan keputusan kebijakannya pada hari Kamis.

Pasangan USD/CNY  juga turun tipis 0,10% menjadi 6,6538, sedangkan GBP/USD  naik tipis 0,05% menjadi 1,2491.

Indeks manajer pembelian jasa Caixin (PMI) yang dirilis sebelumnya naik menjadi 41,4 di bulan Mei dari 36,2 di bulan April, berkontraksi selama tiga bulan berturut-turut, mengindikasikan pemulihan yang lambat meskipun China melonggarkan pembatasan COVID-19 di kota-kota seperti Shanghai. IHK dan indeks harga produsen (PPI) China akan terbit pada hari akhir pekan.

Pasangan AUD/USD  turun tipis 0,17% di 0,7195, dan NZD/USD  turun tipis 0,08% ke 0,6503. The Reserve Bank of Australia akan mengeluarkan keputusan kebijakannya pada hari Selasa.

Laporan pekerjaan AS dirilis pada akhir pekan silam menunjukkan bahwa pengusaha menambah 390.000 pekerjaan di bulan Mei, di atas perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com dan 436.000 pekerjaan yang tercatat di bulan April. Namun, laporan pekerjaan yang optimis menambah ekspektasi investor bahwa Federal Reserve AS tetap tegas pada inflasi.

Investor sekarang menunggu data indeks harga konsumen (IHK) AS untuk mendapatkan petunjuk lanjutan tentang kebijakan moneter, yang akan dirilis pada akhir pekan.

Investor saat ini memperkirakan kenaikan 125 basis poin pada empat pertemuan ECB tahun ini.

Nilai Tukar Rupiah Juaranya; Nilai Dollar AS Anjlok!

Nilai tukar rupiah hari ini menguat dan membuat dolar AS babak belur di kisaran Rp14.400 pada akhir pekan, 3 Juni 2022. Rupiah is the king, sang Garuda perkasa signifikan tidak hanya terhadap dolar AS, tetapi juga mata uang dunia. 

Mata uang Asia pagi ini disapu bersih oleh rupiah. Menjadi mata uang nomor satu Asia, rupiah perkasa melawan dolar Singapura (1,36%), dolar Hong Kong (1,34%), ringgit (1,32%), yen (1,27%), baht (1,22%), dolar Taiwan (1,14%), yuan (0,68%), dan won (0,66%).

Melansir RTI, rupiah terapresiasi 1,29% ke level Rp14.425 per dolar AS pada Jumat pagi. Rupiah hari ini juga unggul terhadap dolar Australia (1,38%), euro (1,21%), dan poundsterling (1,32%).

Pada saat yang sama, dolar AS tertekan di hadapan mata uang Asia. Selain rupiah, mata uang Asia yang unggul terhadap dolar AS meliputi dolar Taiwan, baht, won, yen, dan yuan.

Indeks Dolar AS Yang Mengukur Greenback Terhadap Sejumlah Mata Uang Lainnya Naik Tipis 0,04% ke 102,34

Dolar AS naik tipis pada Kamis di Asia, mencapai level tertinggi tiga minggu terhadap yen di awal perdagangan Asia. Mata uang AS masih menguat dan didukung oleh kenaikan imbal hasil Treasury AS, yang mencapai level tertinggi dua minggu semalam.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik tipis 0,04% ke 102,34.

Pasangan USD/JPY  turun tipis 0,06% di 130,04. Rupiah terus menguat 0,63% ke 14.487,5 per dolar AS.

Dolar AS sempat naik ke 130,23 per yen, level tertinggi 11 Mei dan melanjutkan kenaikan 1,1% pada Rabu. Dolar AS juga kembali menuju ke level tertinggi 20 tahun di 131,34 yang dicapai pada Mei.

Pasangan AUD/USD  juga turun tipis 0,15% di 0,7164 dan NZD/USD  turun tipis 0,04% di 0,6480.

Pasangan USD/CNY naik tipis 0,19% ke 6,6989 dan GBP/USD naik tipis 0,04% di 1,2487.

Euro diperdagangkan di $1,0654 setelah jatuh 0,81% ke level terendah 10 hari semalam.

Imbal hasil benchmark AS tenor 10 tahun mencapai level tertinggi dua minggu 2,951% pada hari Rabu, usai data menunjukkan aktivitas manufaktur AS meningkat pada Mei 2022 karena permintaan barang tetap kuat. indkes manajer pembelian (PMI) di 57 dan PMI manufaktur ISM tercatat 56,1.

Imbal hasil telah ada dalam tren naik saat Federal Reserve AS telah menaikkan suku bunga dengan cepat dalam upaya untuk mengendalikan inflasi dan menghindari resesi ekonomi.

Lowongan pekerjaan AS juga tetap pada tingkat yang tinggi, di mana indeks pekerjaan manufaktur Institute of Supply Management (ISM) mencapai 49,6 dan indeks lowongan pekerjaan JOLT sebanyak 11,4 juta.

Imbal hasil 10 tahun bergerak turun pada awal sesi Asia di kisaran 2,9145%.

Investor juga menunggu laporan pekerjaan AS hari Jumat, termasuk ketenagakerjaan nonpertanian. European Central Bank (ECB) akan mengadakan pertemuan kebijakan pada minggu depan, di mana diharapkan akan memberikan rincian lanjutan tentang rencana untuk kenaikan suku bunga.