Pasangan USD/JPY Melemah 0,2%!

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik tipis 0,01% di 104,51.

Dolar AS naik pada Rabu di Asia. Investor mempertimbangkan risiko resesi dari kenaikan suku bunga bank sentral utama.

Pasangan USD/JPY turun tipis 0,02% di 136,10.

Pasangan AUD/USD stabil di 0,6906, dan NZD/USD menguat 0,18% ke 0,6252.

Pasangan USD/CNY turun tipis 0,07% di 6,7030, sementara pasangan GBP/USD naik 0,13% menjadi 1,2198. China mengambil langkah mengejutkan pada hari Selasa untuk memotong waktu karantina kali bagi pelancong yang datang menjadi tujuh hari dari 14 hari di fasilitas karantina terpusat. Langkah tersebut meningkatkan harapan pasar atas pergeseran China ke strategi COVID-19 lain yang dapat mengurangi kerugian ekonomi.

Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun turun lebih dari 1 basis poin, diperdagangkan ke sekitar 3,17%.

Euro turun tipis 0,07% di 1,0511 setelah Kepala Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde tidak memberikan wawasan baru mengenai jalur kenaikan suku bunga ECB. ECB diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada bulan Juli untuk pertama kalinya dalam satu dekade guna meredam lonjakan inflasi.

Lagarde dan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell akan berbicara dalam panel di forum nanti.

Masalah inflasi masih jadi perhatian investor.Kepercayaan konsumen conference board (CB) jatuh ke level terendah 16 bulan di bulan Juni karena inflasi yang tinggi membuat konsumen khawatir terhadap perlambatan ekonomi.

DXY kemungkinan tidak mencapai puncaknya sampai kita mendekati akhir dari siklus pengetatan Fed.

Risiko resesi tetap akan melemahkan DXY (tetapi) tren naik jangka menengah yang lebih besar kemungkinan akan bertahan beberapa saat lagi, tulis Ahli Strategi Westpac dalam catatan klien, merujuk pada Indeks Dolar AS, yang mereka lihat bertahan pada kisaran dari 101 hingga 105 untuk saat ini.

Presiden Fed New York John Williams dan Mary Daly dari San Francisco mengatakan bahwa mereka harus meredam inflasi tetapi bersikukuh bahwa pendaratan mulus ekonomi masih mungkin dilakukan.

Di Asia-Pasifik,Indeks manajer pembelian China akan dirilis pada hari Kamis.

Indeks Dolar AS Mengukur Greenback Menguat 0,02%

Dolar AS naik pada hari Selasa pagi di Asia meskipun ada kekhawatiran soal resesi ekonomi. Investor menunggu pidato dari Kepala Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik tipis 0,02% di 103,96.

Pasangan USD/JPY turun tipis 0,13% di 135,26.

Pasangan AUD/USD turun tipis 0,04% di 0,6920, dan NZD/USD turun tipis 0,12% di 0,6292.

Pasangan USD/CNY naik tipis 0,09% di 6,6978, sementara GBP/USD naik tipis 0,07% menjadi 1,2272.

Para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) akan membahas cara untuk mengatasi kenaikan harga energi. Mereka sedang memeriksa paket tindakan baru yang bertujuan untuk meningkatkan tekanan pada Rusia atas perangnya di Ukraina.

Kumpulan data inflasi ini akan memiliki pengaruh yang signifikan pada proyeksi kebijakan moneter European Central Bank (ECB) ke depan, utamanya pada lintasan … dari siklus kenaikan suku bunga yang diperkirakan akan dimulai pada Juli.

Gubernur Bank Rakyat China Yi Gang mengatakan bank sentral akan mempertahankan kebijakannya untuk mendukung ekonomi China.

Investor mengawasi tanda-tanda kelemahan data ekonomi baru-baru ini, yang mungkin akan mengurangi kenaikan suku bunga. Tetapi mereka juga khawatir itu bisa menjadi tanda awal periode stagflasi yang sulit.

Di seberang Atlantik, angka inflasi Jerman akan dirilis pada hari Rabu, dan data Prancis pada hari Kamis.

Presiden ECB Christine Lagarde, Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell, Gubernur Bank of England Andrew Bailey, dan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester akan berbicara dalam forum ECB di Sintra, Portugal Rabu ini.

Dolar AS Sedikit Melemah Dari Level Tertinggi 20 tahun

Dolar AS sedikit melemah dari level tertinggi 20 tahun yang dicapai di awal bulan ini pada awal pekan, menyusul data ekonomi AS yang mengecewakan yang dapat meredam ekspektasi untuk kenaikan suku bunga agresif dari Federal Reserve.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap mata uang lainnya – turun 0,13% di 103,820. Indeks diperdagangkan di bawah level tertinggi dua dekade di 105,79 yang disentuh pada 15 Juni setelah The Fed menaikkan biaya pinjaman sebesar 75 basis poin dalam upaya untuk menahan lonjakan inflasi.

Kekhawatiran bahwa tindakan Fed ini dapat memicu penurunan ekonomi global memberikan dukungan kepada greenback dan persepsi keamanan relatif dari aset berdenominasi dolar.

Tetapi pada akhir pekan, pembacaan terakhir bulan Juni dari indeks sentiment konsumen Universitas Michigan yang dicermati baik jatuh ke rekor terendah, mengindikasikan bahwa warga Amerika menjadi lebih pesimis terhadap prospek ekonomi di tengah lonjakan harga baru-baru ini. Suasana suram tersebut dapat membuat beberapa investor mengevaluasi kembali prediksi mereka atas peluang kenaikan suku bunga Fed.

Sedangkan, yuan China bertahan di dekat garis datar pasca pengumuman oleh pihak berwenang di Shanghai bahwa kota tersebut telah menang atas wabah COVID-19 baru-baru ini.

Mata uang utama di Eropa meningkat terhadap dolar. GBP/USD naik 0,12% di $1,2278, sementara EUR/USD sedikit naik 0,05% di $1,0559 menjelang forum penting Bank Sentral Eropa (ECB) di Portugal minggu ini.

Di Rusia, USD/RUB juga stabil di 53,40 per dolar setelah tenggat waktu bagi Moskow untuk membayar utang luar negeri lewat dan berpotensi menempatkan negara itu ada di jalur menuju gagal bayar.

Dolar AS Anjlok Selama 2 Hari Berturut-Turut

Dolar AS kembali mengalami penurunan pada hari ini, Kamis di Asia. Indeks dolar AS yang mengukur mata uang negeri pamansam terhadap sejumlah mata uang global lainnya turun tipis sebesar 0,07 persen berada pada level 104,13.

Penurunan greenbacktersebut membuat beberapa pasangan mata uang yang diperdagangkan dipasar mengalami pelemahan. Pasangan USD/JPY mengalami penurunan sebesar 0,58 persen dengan nilai 135,48.  Pasangan AUD/USD turun sebesar 0,49 persen pada level 0,6892 dan NZD/USD turun tipis sebesar 0,18 persen menjadi 0,6261. GBP/USD mengalami penurunan tipis sebesar 0,10 persen menjadi 1,2254. Namun, Pasangan USD/CNY mengalami kenaikan tipis sebesar 0,15 persen menjadi 6,7124. 

Ketua The Fed, Jerome Powell dalam pidatonya dihadapan senat AS, Rabu menyatakan bahwa kenaikan suku bunga yang agresif dapat menyebabkan kontraksi ekonomi.

Sentimen penurunan indeks dolar AS kali ini karena kekhawatiran investor akan terjadinya perlambatan ekonomi Amerika Serikat akibat tingginya laju inflasi. Federal Reserver (The Fed) melalui ketuanya, Jerome Powell berkomitmen mengendalikan inflasi melalui kenaikan suku bunga, hal ini memicu kekhawatiran pelaku pasar akan menimbulkan resesi. Selain itu, kebijakan The Fed membuat returnobligasi dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan terendah selama dua pekan terakhir.

Terkait data pengangguran AS akan terbit pada hari Kamis sedangkan data konsumen Universitas Michigan akan dirilis pada akhir pekan depan.

Indeks Dolar AS Mengukur Greenback Sedikit Melemah

Dolar AS turun pada Kamis di Asia di tengah meningkatnya kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan ekonomi setelah testimoni optimis dari Ketua Federal Reserve AS.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun tipis 0,07% di 104,13.

Pasangan USD/CNY naik 0,15% di 6,7124, sedangkan GBP/USD turun tipis 0,10% di 1,2254.

Pasangan USD/JPY  melemah 0,58% ke 135,48.

Pasangan AUD/USD turun 0,49% di 0,6892 dan NZD/USD turun tipis 0,18% menjadi 0,6261.

Investor khawatir bahwa komitmen Fed untuk mengendalikan inflasi tinggi dapat memicu resesi, dan ini mengirim imbal hasil Treasury 10 tahun ke level terendah hampir dua minggu.

Powell juga mengatakan bahwa ia tidak akan mengesampingkan kenaikan suku bunga 100 basis poin, dan menambahkan bank sentral akan mengambil langkah apa pun yang diperlukan untuk memulihkan stabilitas harga.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan bahwa kenaikan suku bunga yang agresif dapat menyebabkan kontraksi ekonomi dan menyebut pendaratan mulus ekonomi “sangat menantang” dalam kesaksiannya kepada Senat AS, Rabu.

Terkait data, klaim pengangguran AS terbit pada hari Kamis sementara sentiment konsumen Universitas Michigan akan dirilis pada akhir pekan ini.

Indeks Dolar AS Mengukut Greendback Menguat 0,15%

Dolar AS beranjak naik pada hari Rabu pagi di Asia, investor sekarang menunggu petunjuk kebijakan moneter dari kesaksian Ketua Federal Reserve AS di Kongres.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik 0,15% di 104,377.

Pasangan USD/JPY  turun 0,35% ke 136,13, setelah mencapai 136,71 di awal perdagangan, titik terendah Oktober 1998.

Bank of Japan mempertahankan suku bunganya sangat rendah dan berjanji untuk melanjutkan kebijakan kontrol kurva imbal hasil (YCC) minggu lalu, ini yang menekan yen lebih rendah.

Pasangan AUD/USD melemah 0,71% di 0,6920, dan pasangan NZD/USD turun 0,87% ke 0,6274. Harga komoditas yang rendah, seperti bijih besi, terus membebani dolar Australia.

Namun, Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki menyatakan pada hari Selasa bahwa ia khawatir terhadap pelemahan yen yang tajam dan akan menanggapi pergerakan bursa pasar jika perlu.

Pasangan USD/CNY naik 0,37% menjadi 6,7145, sementara pasangan GBP/USD turun 0,27% di 1,2238.

Di tempat lain, Kepala Ekonom Bank Sentral Eropa (ECB) Philip Lane mengatakan ECB akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Juli tapi ukuran kenaikan September masih harus dicermati. Hal tersebut mengisyaratkan peluang kenaikan 50 basis poin yang lebih besar.

Kebijakan moneter agresif dari The Fed telah menimbulkan kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan ekonomi. Chief Executive Officer Elon Musk Tesla (NASDAQ:TSLA) Inc. mengingatkan bahwa AS sedang menuju resesi.

Ketua Fed Jerome Powell akan memulai kesaksian dua hari di Kongres AS sesi hari ini. Investor pun akan memantau untuk mencari lebih banyak petunjuk apakah Fed akan memberikan kenaikan suku bunga lagi sebesar 75 basis poin.

Presiden Fed Bank of Richmond Thomas Barkin mengatakan bank sentral harusnya menaikkan suku bunga secepat mungkin tanpa menyebabkan kerugian yang tidak semestinya pada pasar keuangan atau ekonomi.

Dolar AS Terus Anjlok Hingga Hari Ini

Dolar AS terus melemah pada hari Selasa di Asia dan investor mengawasi langkah dari bank sentral utama untuk menahan gejolak inflasi.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun 0,34% di 104,35.

Pasangan USD/JPY naik tipis 0,02% di 135,10. Dan yen berada di dekat level terendah 24 tahun terhadap dolar.

Presiden Fed St. Louis James Bullard mengingatkan bahwa ekspektasi inflasi AS bisa “menjadi tidak meyakinkan tanpa tindakan Fed yang kredibel,” sementara mantan Menteri Keuangan AS Lawrence Summers menyarankan untuk melawan tekanan harga dan tingkat pengangguran AS perlu naik di atas 5% untuk periode yang berkelanjutan .

Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan sebelumnya pada hari Selasa bahwa dia khawatir terhadap pelemahan yen yang drastis baru-baru ini dan akan merespon dengan tepat pergerakan pasar pertukaran jika perlu.

Pasangan AUD/USD naik 0,32% ke 0,6970, dan NZD/USD stabil di 0,6334. 

Bank sentral utama mengambil tindakan untuk menjinakkan inflasi dan menaikkan suku bunga, sehingga menambah kekhawatiran investor terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Philip Lowe Selasa menegaskan kembali bahwa kenaikan suku bunga lanjutan kemungkinan akan terjadi.

Pasangan USD/CNY turun tipis 0,06% di 6,6885, sementara GBP/USD naik tipis 0,13% ke 1,2267. China mengalami peningkatan kasus COVID-19 di kota-kota seperti Shenzhen dan menimbulkan kekhawatiran atas jalur pemulihan yang tidak pasti di negara terbesar kedua itu.

Di Eropa, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan bahwa para pejabat berniat untuk menaikkan suku bunga pada bulan Juli dan September meskipun ada kekhawatiran atas ketegangan pasar keuangan.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell akan bersaksi di depan Senat dan DPR AS pada Rabu dan Kamis.

Indeks Dollar AS Anjlok 0.29% ke 104,40

Dolar AS semakin beranjak turun pada awal pekan di Asia di tengah prospek ekonomi yang masih belum jelas.

Indeks dollar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun 0,29% ke 104,40. Pasar AS akan ditutup libur pada hari awal pekan .

Pasangan AUD/USD menguat 0,44% di 0,6960, sedangkan NZD/USD naik 0,36% menjadi 0,6327.

Pasangan USD/JPY turun tipis 0,03% ke 134,93. Bank of Japan (BOJ)mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgarnya di antara rekan-rekan globalnya yang berpandangan hawkish, ini menekan yen bahkan lebih rendah.

Ketua Fed AS Jerome Powell akan bersaksi di depan Senat dan DPR AS pada Rabu dan Kamis. The Fed berjanji pekan lalu bahwa komitmennya untuk menjinakkan inflasi adalah “tanpa syarat” dan Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan pada hari Sabtu bahwa ia akan mendukung kenaikan suku bunga lagi sebesar 75 basis poin pada Juli.

Pasangan USD/CNY melemah 0,63% ke 6,6743, dan GBP/USD naik tipis 0,11% di 1,2238.

Bank sentral utama memperketat kebijakan moneter pekan lalu. Federal Reserve AS memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin Rabu lalu, terbesar sejak 1994, meskipun risiko resesi meningkat. Mengejutkan, Swiss National Bank juga menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada hari Kamis sementara Bank of England mengikuti langkah serupa untuk menaikkan suku bunga menjadi 1,25% pada hari yang sama.

Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Sabtu bahwa ia tengah mempertimbangkan untuk menaikkan beberapa tarif China dan kemungkinan memberikan masa jeda bagi pajak gas federal untuk melawan inflasi.

Indeks Dolar AS Ditutup Anjlok di 1,2% Pada Sesi Sebelumnya

Dolar AS berakhir jatuh pada penutupan dihari Kamis. tetapi tren ini diperkirakan tidak akan berlangsung lama karena goyahnya ekonomi global dan Federal Reserve yang condong bertindak lebih hawkish akan mendorong investor balik ke greenback.

Indeks Dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang perdagangan enam mata uang utama, ditutup jatuh 1,2% di 103,635 pada sesi sebelumnya.

The Fed menaikkan suku bunga sebesar 0,75% pada hari Rabu, dan menetapkan jalur untuk kenaikan suku bunga yang jauh lebih besar. Bank sentral sekarang memperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 1,5% lagi, atau 150 basis poin, menjadi sekitar 3,4% hingga akhir tahun. Itu jauh lebih besar daripada proyeksi Fed sebelumnya di bulan Maret, ketika suku bunga bergerak ke sekitar 1,9% pada akhir tahun.

Dolar AS telah didukung oleh bantuan ganda dari sikap hawkish Fed dan goyahnya perekonomian global, Tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa salah satu dari kondisi ini tengah bersiap untuk pembalikan, kemungkinan menandakan dolar akan terus naik.

Beberapa pandangan di Wall Street percaya bahwa Powell belum memahami berapa lama lagi inflasi kemungkinan akan tetap tinggi.

Bank sentral saat ini mengharapkan untuk menempatkan alat kenaikan suku bunganya kembali ke dalam kotak alat kebijakan moneter ketika suku bunga acuan mencapai 3,5% hingga 4,5%. Jika inflasi, bagaimanapun, terus berjalan di atas 8% untuk sisa tahun ini, seperti yang diperkirakan beberapa pelaku pasar, maka Fed mungkin terpaksa menaikkan tingkat terminalnya menjadi 4,5% hingga 5%.

Jika Fed sekali lagi melihat kejutan tingkat inflasi, maka akan dipaksa untuk memperpanjang perkiraannya tentang berapa banyak suku bunga lanjutan perlu bergerak sebelum mencapai puncaknya, yang disebut tingkat terminal, untuk menurunkan inflasi.

Perjalanan yang lebih lama dari perkiraan ke tingkat puncak akan memperpanjang peningkatan dolar AS saat ekspektasi pertumbuhan global yang memburuk, Morgan Stanley mengatakan, juga membuktikan tempat berkembang yang subur untuk posisi bid dolar. 

Indeks Dolar AS Terhadap Mata Rupiah Lainnya Sedikit Melemah

Dolar AS melemah pada hair Kamis di Asia. Investor masih mencerna kenaikan suku bunga 75 basis poin yang diumumkan oleh Federal Reserve AS pada Kamis dini hari tadi.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata rupiah lainnya turun tipis 0,15% di 104,780.

Investor sekarang menunggu keputusan kebijakan dari Bank of England (BOE), yang akan terbit kemudian.

Pasangan USD/JPY naik 0,42% di 134,30.Bank of Japan juga akan mengeluarkan keputusan kebijakannya pada hari Jumat.

Pasangan USD/CNY turun 0,18% di 6,7015, sedangkan GBP/USD turun 0,24% ke 1,2147.

Pasangan AUD/USD naik tipis 0,15% di 0,7013 dan NZD/USD naik 0,14% menjadi 0,6293.

Federal Reserve AS menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada dini hari tadi untuk menjinakkan inflasi setelah indeks harga konsumen AS naik 8,6%YoY di bulan Mei, terbesar sejak 1994.

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral akan memberikan kenaikan besar lainnya pada bulan Juli, tetapi kenaikan 75 basis poin hari ini adalah yang luar biasa besar dan saya tidak mengharapkan pergerakan sebesar ini menjadi hal biasa.

The Fed juga mengatakan akan mengurangi neraca keuangan senilai $47,5 miliar per bulan, yang akan dimulai dari 1 Juni dan meningkat menjadi $95 miliar pada September.

Seputar data, perusahaan baru AS, dan klaim pengangguran awal akan rilis hari ini.