Dolar AS Menguat Pada Hari Ini Di Wilayah Asia

Dolar AS naik pada Rabu pagi di Asia. Investor waspada terhadap rekor inflasi yang mencapai tingkat tertinggi dalam 40 tahun dapat memicu ekspektasi kenaikan suku bunga dari Federal Reserve AS.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik tipis 0,10% di 108,18.

Pasangan USD/JPY naik 0,16% menjadi 137,09.

Pasangan AUD/USD menguat 0,25% di 0,6773, dan pasangan NZD/USD turun tipis 0,11% ke 0,6129. Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 2,5% sebelumnya.

Pasangan USD/CNY naik tipis 0,01% menjadi 6,7258, sementara pasangan GBP/USD naik 0,19% ke 1,1908. Data resmi yang dirilis sebelumnya menunjukkan ekspor China dalam enam bulan pertama tahun 2022 tumbuh sebesar 13,2% tahun ke tahun, dan ini menambah kepercayaan pasar bahwa negara terbesar kedua di dunia itu memulai pemulihan ekonomi karena berkurangnya beberapa pembatasan ketat COVID-19.

EUR/USD naik tipis 0,03% ke 1,0039. Nilainya turun hampir 12% tahun ini dan jatuh ke level terendah 20 tahun pada hari Selasa karena perang di Ukraina telah memicu krisis energi yang akan merusak prospek ekonomi.

Di Inggris, delapan anggota Partai Konservatif berlomba-lomba untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Johnson.

Investor kini menunggu Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk mendapat petunjuk lebih lanjut mengenai jalur kebijakan moneter Federal Reserve AS, yang akan dirilis hari ini. Analis memperkirakan angka tersebut akan mencapai level tertinggi 40 tahun pada bulan Juni dari tahun sebelumnya, lompatan terbesar sejak tahun 1981.

Dolar AS Menguat Ke Level Tertinggi Hari Ini

Dolar AS naik ke level tertinggi baru 20 tahun di awal perdagangan Eropa Selasa (12/07) petang, dengan euro jatuh mendekati tingkat paritas di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global, masalah energi Eropa dan ekspektasi kenaikan suku bunga agresif lanjutan dari Federal Reserve.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap mata uang lainnya, diperdagangkan menguat 0,4% ke 108,225, setelah sebelumnya naik ke 108,47, level tertinggi sejak Oktober 2002.

Dolar AS telah melonjak tahun ini kala Federal Reserve AS telah terbukti menjadi salah satu bank sentral paling agresif dalam langkah pengetatan kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi yang tinggi merajalela.

Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin di bulan Juni, kenaikan suku bunga terbesar sejak tahun 1994, dan rilis IHK hari Rabu diperkirakan akan naik menjadi 8,8% periode tahunan di bulan Juni, mengarah pada kenaikan besar lainnya

EUR/USD turun 0,2% ke 1,0021, setelah jatuh di 1.0006 Selasa sebelumnya, titik terlemah sejak Desember 2002.

Mata uang tunggal ini sedang dilanda krisis pasokan energi potensial di wilayah tersebut karena pipa tunggal terbesar yang membawa gas Rusia ke Jerman, pipa Nord Stream 1, telah memulai pemeliharaan tahunannya pada hari Senin, di mana pasokan diperkirakan akan berhenti selama 10 hari.

Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan pada hari Senin bahwa Eropa harus bersiap menghadapi kondisi penutupan penuh pasokan gas dari Rusia, dan banyak yang khawatir Rusia dapat mengambil kesempatan ini untuk menghentikan atau memangkas ekspornya secara signifikan.

Perhatian akan beralih ke rilis nanti di sesi Indeks sentimen ekonomi ZEW Jerman untuk bulan Juli, yang diperkirakan akan melemah secara substansial karena pertumbuhan melambat di ekonomi terkemuka Eropa.

Di tempat lain, USD/JPY beranjak turun ke 137,38, usai mencapai level tertinggi baru 24 tahun di 137,75 pada hari Senin. Tren ini terjadi setelah Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda berjanji untuk mempertahankan sikap kebijakan moneter longgarnya untuk mencoba dan meningkatkan stabilitas ekonomi negara yang bermasalah, bahkan ketika mata uangnya merosot.

GBP/USD turun 0,2% di 1,1865, sebelumnya tenggelam ke level terendah baru dua tahun di 1,1847. Partai Konservatif Inggris yang berkuasa mencoba untuk memutuskan pemimpin berikutnya dan dengan demikian juga menentukan posisi perdana menteri.

Aset sensitif terhadap risiko AUD/USD turun sedikit ke 0,6729, tepat di atas level terendah dua tahun yang dicapai pada hari Senin, sementara USD/CNY naik 0,2% menjadi 6,7304, dengan yuan terbebani oleh penyebaran wabah COVID di China.

Dolar AS Berjadi Ke Level Tertinggi Hari Ini

Dolar AS naik ke level tertinggi baru 20 tahun di awal perdagangan Eropa Selasa (12/07) petang, dengan euro jatuh mendekati tingkat paritas di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global, masalah energi Eropa dan ekspektasi kenaikan suku bunga agresif lanjutan dari Federal Reserve.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap mata uang lainnya, diperdagangkan menguat 0,4% ke 108,225, setelah sebelumnya naik ke 108,47, level tertinggi sejak Oktober 2002.

Dolar AS telah melonjak tahun ini kala Federal Reserve AS telah terbukti menjadi salah satu bank sentral paling agresif dalam langkah pengetatan kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi yang tinggi merajalela.

Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin di bulan Juni, kenaikan suku bunga terbesar sejak tahun 1994, dan rilis IHK hari Rabu diperkirakan akan naik menjadi 8,8% periode tahunan di bulan Juni, mengarah pada kenaikan besar lainnya

EUR/USD turun 0,2% ke 1,0021, setelah jatuh di 1.0006 Selasa sebelumnya, titik terlemah sejak Desember 2002.

Mata uang tunggal ini sedang dilanda krisis pasokan energi potensial di wilayah tersebut karena pipa tunggal terbesar yang membawa gas Rusia ke Jerman, pipa Nord Stream 1, telah memulai pemeliharaan tahunannya pada hari Senin, di mana pasokan diperkirakan akan berhenti selama 10 hari.

Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan pada hari Senin bahwa Eropa harus bersiap menghadapi kondisi penutupan penuh pasokan gas dari Rusia, dan banyak yang khawatir Rusia dapat mengambil kesempatan ini untuk menghentikan atau memangkas ekspornya secara signifikan.

Perhatian akan beralih ke rilis nanti di sesi Indeks sentimen ekonomi ZEW Jerman untuk bulan Juli, yang diperkirakan akan melemah secara substansial karena pertumbuhan melambat di ekonomi terkemuka Eropa.

Di tempat lain, USD/JPY beranjak turun ke 137,38, usai mencapai level tertinggi baru 24 tahun di 137,75 pada hari Senin. Tren ini terjadi setelah Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda berjanji untuk mempertahankan sikap kebijakan moneter longgarnya untuk mencoba dan meningkatkan stabilitas ekonomi negara yang bermasalah, bahkan ketika mata uangnya merosot.

GBP/USD turun 0,2% di 1,1865, sebelumnya tenggelam ke level terendah baru dua tahun di 1,1847. Partai Konservatif Inggris yang berkuasa mencoba untuk memutuskan pemimpin berikutnya dan dengan demikian juga menentukan posisi perdana menteri.

Aset sensitif terhadap risiko AUD/USD turun sedikit ke 0,6729, tepat di atas level terendah dua tahun yang dicapai pada hari Senin, sementara USD/CNY naik 0,2% menjadi 6,7304, dengan yuan terbebani oleh penyebaran wabah COVID di China.

Dolar Menguat; Rupiah Anjlok Hari Ini

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini ambruk. Melansir RTI, rupiah terkoreksi -0,34% ke level Rp14.973 per dolar AS pada awal pekan ini. Sementara itu, rupiah menguat atas dolar Australia (0,21%), poundsterling (0,07%), dan euro (0,02%).

Rupiah hari ini bergerak variatif atas mata uang Asia dengan kecenderungan melemah. Rupiah tengah anjlok atas dolar Hong Kong (-0,26%), ringgit (-0,27%), won (-0,17%), dolar Singapura (-0,10%), dan baht (-0,10%). Sementara itu, rupiah menguat terhadap yen (0,38%) dan dolar Taiwan (0,36%). 

Departemen Tenaga Kerja AS, jumlah tenaga kerja di luar sektor pertanian tumbuh 372.000 pekerjaan pada bulan lalu, lebih tinggi daripada ekspektasi ekonom yang menilai pertumbuhan berkisar 268.000 pekerjaan. 

Pergerakan tertekan oleh tren penguatan dolar AS di tengah ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed). Dolar AS bergerak positif didorong oleh sentimen data pekerjaan yang tumbuh di atas ekspektasi di bulan Juli. 

Dolar AS dalam tren penguatannya di tengah pasar yang mempertimbangkan ekonomi AS menciptakan lebih banyak pekerjaan daripada ekspektasi di bulan Juli.

Dolar AS Melemah Yen Malah Naik Sekarang

Dolar AS melemah di awal perdagangan Eropa di akhir pekan petang dan yen Jepang safe haven mendapatkan permintaan yang kuat setelah mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dilaporkan tertembak.

Indeks Dolar AS , yang mengukur greenback terhadap mata uang lainnya, diperdagangkan turun 0,1% ke 106,895, tetap mendekati level tertinggi 20 tahun.

USD/JPY turun 0,3% di 135,63 lantaran trader valuta asing membeli mata uang Jepang, yang biasa dikenal sebagai perdagangan risk-averse (penghindaran aset risiko), menyusul berita Abe, perdana menteri Jepang yang menjabat paling lama, ditembak pada hari Jumat saat berkampanye untuk pemilihan parlemen. Abe dilaporkan dalam kondisi serius.

Jepang mengadakan pemilihan majelis tinggi pada hari Minggu, dan trader telah mempertimbangkan dampak dari kemungkinan perubahan dalam dukungan kebijakan untuk bank sentral meskipun efeknya bagi pasar kemungkinan bersifat sementara.

Yen memiliki bobot terbesar kedua dalam perhitungan dengan indeks dolar, hanya di belakang euro, dan kekuatannya telah membebani indeks pada hari Jumat. Meskipun demikian, penurunan indeks kecil lantaran Federal Reserve agresif memperketat kebijakan moneter usai risalah dari pertemuan terakhir bank sentral mengarah pada kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Gubernur Fed Christopher Waller dan Presiden Fed St. Louis James Bullard pada hari Kamis mendukung perlunya kebijakan restriktif untuk menurunkan harga yang melonjak tetapi mengisyaratkan bahwa AS masih dapat menghindar dari resesi.

Perhatian akan beralih kemudian di sesi nanti. Data bulanan terbaru laporan pekerjaan, yang diharapkan menunjukkan jumlah orang Amerika dalam pekerjaan berbayar meningkat sedikit pada bulan Juni meskipun tidak sebanyak jumlah pekerjaan yang ditambahkan pada bulan Mei.

EUR/USD diperdagangkan datar di 1,0159, masih di dekat level terendah dua dekade karena investor khawatir bahwa krisis energi yang disebabkan oleh Rusia dapat menekan benua itu ke dalam resesi.

Kepala Bank Sentral Eropa (ECB) Chrsitine Lagarde dijadwalkan berpidato nanti di sesi soal risiko yang dihadapi ekonomi global. Pidato ini akan diuraikan dengan hati-hati untuk mencari petunjuk pemikiran dalam bank sentral karena bank itu diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada bulan ini tetapi pertumbuhan ekonomi tampaknya melambat di wilayah tersebut.

GBP/USD turun 0,2% di 1,2002, mengembalikan sebagian dari kenaikan Kamis setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengundurkan diri, mengakhiri ketidakpastian mengenai masa depannya. Saat langkah ini dapat mengakhiri kelumpuhan politik baru-baru ini, negara itu masih harus menghadapi kesulitan yang terkait dengan inflasi tinggi, kenaikan suku bunga, dan pertumbuhan yang melambat.

USD/HUF turun 0,2% di 395,31. Forint terus menguat setelah National Bank of Hungary pada hari Kamis menaikkan suku bunga deposito satu minggu utamanya sebesar 200 basis poin menjadi 9,75%, angka tertinggi dalam satu dekade.

USD/PLN sebagian besar diperdagangkan datar di 4,7065 usai Bank sentral Polandia menaikkan suku bunga pada hari Kamis sebesar 50 basis poin, kenaikan suku bunga ke-10 berturut-turut tetapi masih lebih kecil dari kenaikan 75 basis poin yang diharapkan.

Pengambil kebijakan di Hongaria dan Polandia tengah kesulitan menghadapi lonjakan tingka inflasi dan pertumbuhan yang melambat, tetapi juga perlu meningkatkan mata uang mereka untuk mengurangi tekanan harga.

Dolar AS Anjlok Pada Kamis Pagi di Wilayah Asia!

Dolar AS turun pada Kamis pagi di Asia meskipun ekspektasi kenaikan suku bunga agresif meningkat dalam notulen hawkish pertemuan Federal Reserve AS bulan Juni.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun 0,23% di 106,85.

Pasangan USD/JPY turun tipis 0,13% di 135,76. Yen turun hampir 15% untuk tahun ini dan kemungkinan akan tetap beranjak lebih lemah dari 130 per dolar selama enam bulan ke depan pasalnya Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneternya yang sangat longgar.

Pasangan AUD/USD menguat 0,61% ke 0,6816, dan NZAD/USD menguat 0,54% di 0,6180.

Pasangan USD/CNY turun tipis 0,09% menjadi 6,7022, sedangkan pasangan GBP/USD naik tipis 0,12% menjadi 1,1945.

Terlepas dari ekspektasi kenaikan suku bunga, beberapa analis berpikir dolar akan melemah dalam 12 bulan mendatang, meskipun euro sekarang diperdagangkan pada level terlemahnya dalam dua dekade.

Dolar AS Aman Pada Hari Selasa Ini

Dolar AS stabil pada Selasa pagi di Asia, mendapatkan dorongan dari rebound kuat imbal hasil Treasury AS 10 tahun.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya tak banyak bergerak di sekitar 105,14.

Pasangan USD/JPY naik 0,42% menjadi 136,26.

Pasangan AUD/USD turun tipis 0,11% ke 0,6856, dan NZD/USD turun 0,06% di 0,6201.

Pasangan USD/CNY turun tipis 0,10% di 0,6933, sementara GBP/USD naik tipis 0,01% menjadi 1,2106.

Imbal hasil Treasury AS 10 tahun terus naik melewati 2,959% setelah dibuka kembali dari libur Hari Kemerdekaan 4 Juli, dari titik terendah Mei di 2,7910% pada akhir pekan.

Euro naik 0,13% ke $ 1,0435, mendapatkan dukungan setelah Kepala Bundesbank Joachim Nagel mengatakan sikap Bank Sentral Eropa (ECB) yang sangat akomodatif akan “segera ditinggalkan” dan langkah kebijakan yang membatasi mungkin diperlukan untuk mencapai target inflasi.

Prospek kebijakan berpeluang tidak menopang euro dalam jangka panjang, kata ekonom pasar National Australia Bank (OTC:NABZY) Tapas Strickland dalam catatan.

Presiden AS Joe Biden kemungkinan mengumumkan pembatalan beberapa tarif AS atas impor China senilai $300 miliar minggu ini untuk melawan inflasi. Pemerintahan Biden juga dapat mengungkap penyelidikan subsidi industri, yang mungkin mengarah pada lebih banyak tarif untuk bidang strategis seperti teknologi.

Di Asia Pasifik, kegiatan jasa China tumbuh pesat pada bulan Juni dalam hampir satu tahun karena berkurangnya pembatasan COVID dan permintaan pulih. Indeks Caixin services Purchasing Manager(PMI) China naik menjadi 54,5 di bulan Juni, mengindikasikan pertumbuhan meningkat sejak Juli tahun lalu dan ekspansi pertama sejak bulan Februari.

Investor kini juga memantau keputusan suku bunga Australia, yang akan terbit hari ini. Bank sentral tersebut diperkirakan akan kembali memberikan kenaikan suku bunga 50 bps.

Dolar AS Sedikit Melemah Di Wilayah Asia

Dolar AS turun tipis pada awal pekan pagi di Asia, namun pergerakannya stabil saat kekhawatiran pertumbuhan terus menghantui pasar.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun tipis 0,03% di 105,10.

Pasangan USD/JPY turun tipis 0,01% di 135,18.

Pasangan AUD/USD turun 0,17% menjadi 0,6802 dan NZD/USD turun 0,10% di 0,6200.

Perkiraan GDPNow Federal Reserve Atlantik yang banyak dicermati melihat ekonomi kuartal II berjalan sebesar negatif 2,1%, dan menyiratkan negara itu sudah dalam resesi teknis.

Pasangan USD/CNY turun 0,15% ke 0,6908, sementara GBP/USD turun 0,07% menjadi 1,2087.

China dan Hong Kong tengah mengerjakan aturan perdagangan untuk membolehkan investor luar negeri mengeksekusi suku bunga derivatif dengan pedagang dalam negeri.

Di AS dan di tempat lain, tanda-tanda kelemahan ekonomi menjadi lebih jelas.

Terlepas dari potensi resesi yang disebabkan oleh pengetatan kebijakan moneter, Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell pekan lalu menegaskan kembali tekad The Fed untuk menjinakkan inflasi yang tinggi. Pasar kini telah memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin dari The Fed bulan ini.

Aussie dan mata uang komoditas lainnya dan bahkan euro dan sterling kemungkinan akan turun lebih dalam minggu ini, mengingat pasar saat ini sangat fokus pada risiko perlambatan drastis dalam ekonomi global.

Bank sentral Australia menggelar pertemuan kebijakan pada hari Selasa. Investor juga menunggurisalah pertemuan Fed Juni, yang akan dirilis pada Rabu setempat, yang hampir pasti terdengar hawkish lantaran The Fed memilih untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 bps.

Terkait data, data ketenagakerjaan AS akan dirilis pada akhir pekan.

USD Menguat Ditopang Permintaan Fed Nih!

Dolar AS naik di awal perdagangan Eropa di akhir pekan petang, diperdagangkan mendekati level tertinggi tahun ini karena dorongan permintaan safe haven saat bank sentral menghadapi masalah inflasi dengan mengorbankan pertumbuhan ekonomi.

Indeks Dolar AS, yang mengukur greenback terhadap mata uang lainnya, terus naik 0,2% di 104,688 setelah naik ke level tertinggi 20 tahun di 105,79 pada pertengahan Juni.

Dolar AS melemah pada hari Kamis pasca belanja komsumen AS tumbuh jauh melambat di bulan Mei, dan data ini mendorong imbal hasil Treasure 10 tahun turun ke 2,94%, akan mengalami penurunan mingguan terbesar dalam tujuh minggu.

Ini terjadi usai pernyataan dari Ketua Fed Jerome Powell awal pekan ini yang menunjukkan bahwa risiko kerusakan ekonomi dari dampak suku bunga yang lebih tinggi kurang penting daripada fokus memulihkan stabilitas harga.

Namun, dolar AS dengan cepat bangkit kembali lantaran investor membuang aset sensitif pertumbuhan seiring meningkatnya kekhawatiran bahwa setiap perlambatan di AS akan menyeret ekonomi dunia bersamanya.

EUR/USD turun 0,3% di 1,0453 karena perang antara Rusia dan Ukraina menambah tekanan inflasi dan pertumbuhan di Eropa.

Ekonomi Eropa menghadapi kejutan baru yang besar dari melambatnya pengiriman gas alam Rusia, yang mengancam akan mendorong inflasi bahkan lebih tinggi dari tingkat rekor saat ini dan mendorong ekonomi utama di benua itu Jerman “segera” ke dalam resesi, Deutsche Bank memaparkan.

Data harga konsumen zona euro akan menjadi fokus Jumat nanti, di mana angka tahunanIHK diperkirakan akan naik ke 8,4% di bulan Juni, rekor baru setelah mencapai 8,1% bulan lalu.

Selain itu, data PMI manufaktur untuk Zona Euro, dan utamanya Jerman, juga akan dirilis pada hari Jumat dan diperkirakan akan menunjukkan penurunan kepercayaan di sektor utama ini.

GBP/USD turun 0,4% di 1,2131. Gubernur Bank of England Andrew Bailey mencatat di awal minggu ini bahwa ekonomi Inggris mulai melambat namun inflasi diperkirakan akan terus meningkat.

Eksekutif bisnis di Inggris menjadi yang paling buram dalam pandangannya terhadap ekonomi sejak hari-hari awal pandemi. Survei Institute of Directors terhadap lebih dari 400 pemimpin bisnis menunjukkan ukuran kepercayaan ekonomi turun menjadi minus 60 pada Juni, turun dari minus 45 pada April dan angka terendah sejak virus corona pertama kali melanda Inggris pada awal 2020.

USD/JPY turun 0,6% di 134,97 di mana yen Jepang juga menerima dukungan sebagai tempat berlindung yang aman. AUD/USD  jatuh 1,1% di 0,6821, sementara USD/CNY naik 0,1% di 6,7078 setelah aktivitas manufaktur China tumbuh baik dalam 13 bulan di bulan Juni, di mana Indeks manajer pembelian manufaktur Caixin/Markit naik ke 51,7 pada bulan Juni, didorong oleh dicabutnya pembatasan COVID.

Dolar AS Anjlok Pagi Ini di Wilayah Asia

Dolar AS melemah pada Kamis pagi di Asia setelah kepala bank sentral mengisyaratkan pentingnya untuk menurunkan inflasi.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun tipis 0,06% di 105,04.

Pasangan USD/JPY stabil di 136,59.

Pasangan AUD/USD naik tipis 0,15% menjadi 0,6891, dan NZD/USD naik tipis 0,03% di 0,6219.

Pasangan USD/CNY turun tipis 0,08% ke 6,6952, sedangkan GBP/USD naik tipis 0,05% di 1,2132.

EUR/USD naik 0,15, setelah melemah 0,75% sehari sebelumnya.

Christopher Wong, ahli strategi senior FX di Maybank, mengaitkan penurunan euro terhadap dolar dengan pasar bergerak menjauh dari aset berisiko setelah bankir sentral memperingatkan inflasi yang bertahan lama dan mereka akan memprioritaskan memeranginya, sehingga membuat dolar rebound semalam. 

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell dan rekan-rekannya di Eropa dan Inggris mengingatkan bahwa laju tinggi inflasi dapat berlangsung lama selama forum tahunan Bank Sentral Eropa (ECB) di Portugal. Ia menambahkan bahwa penting untuk menurunkan inflasi.

Sikap hawkish bank sentral telah menimbulkan kekhawatiran atas resesi dan menggoyahkan pasar keuangan dalam beberapa bulan terakhir. Saham global akan menutup kuartal terburuknya sejak tiga bulan yang berakhir Maret 2020.

Sementara itu, Presiden Fed Bank of Cleveland Loretta Mester menyatakan para pejabat harusnya bertindak tegas untuk mengendalikan tekanan harga. Mester mengatakan bahwa The Fed “baru di awal” kenaikan suku bunga dan ia ingin melihat suku bunga pinjaman acuan mencapai 3% hingga 3,5% tahun ini dan sedikit di atas 4% tahun depan” bahkan jika itu mungkin menyeret ekonomi ke dalam resesi.

Sementara itu, Presiden Xi Jingping mengatakan nol COVID masih merupakan kebijakan paling ekonomis dan efektif untuk China meskipun negara itu baru saja memangkas waktu karantina COVID bagi para pelancong yang masuk.

Di Asia Pasifik, kegiatan pabrik China tumbuh untuk pertama kalinya dalam empat bulan saat pembatasan Covid berakhir di kota-kota besar seperti Shanghai. Data resmi yang dirilis sebelumnya menunjukkan Indeks manajer pembelian manufaktur (PMI)naik menjadi 50,2 di bulan Juni dari 49,6 di bulan Mei, ekspansi pertama sejak Februari.