Dolar Bergerak Naik Jelang Keputusan Suku Bunga Federal Reserve AS

Indeks Dolar AS melonjak pada akhir penjualan pada Selasa kemarin. Dolar melonjak karena pelaku pasar yang menunggu keputusan kebijakan utama dari Federal Reserve pada Rabu waktu setempat

Indeks Dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,67% menjadi 107,1881, demikian dilansir Antara, Rabu.

Pada akhir penjualan New York, Euro mengalami penurunan menjadi USD1,0127 dari USD1,0224 di sesi sebelumnya, dan Pound Inggris menurun menjadi USD1,2028 dari USD1,2049 di sesi sebelumnya. Dolar Australia mengalami penurunan juga menjadi USD0,6934 dari USD0,6955

Dolar AS dibeli 136,69 Yen Jepang, lebih rendah dari 136,71 Yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS mengalami penurunan menjadi 0,9630 Swiss Franc dari 0,967 Swiss Franc, dan naik menjadi 1,2897 Dolar Kanada dari 1,2847 Dolar Kanada.

Reaksi pasar di atas datang karena The Fed diperkirakan akan memberi kenaikan suku bunga yang cukup besar lagi ketika mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu.

Di dalam data, indeks kepercayaan konsumen AS mengalami penurunan menjadi 95,8 pada Juli, level terendah sejak Februari 2021, di tengah ekonomi yang redup di tengah inflasi yang terus-menerus melonjak, The Conference Board yang berbasis di New York melaporkan pada Selasa kemarin.

Jelang Pertemuan The Fed, Harga Emas Terus Melemah!

Harga Emas melemah pada akhir penjualan di awal pekan, hal ini juga menghentikan kenaikan selama dua sesi berturut-turut dikarenakan investor bersiap untuk melakukan pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), namun karena pelemahan dolar AS menahan kerugian lebih lanjut.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman pada bulan Agustus di Divisi Comex New York, melemah menjadi 8,31 dolar AS, setelah menyentuh sesi terendah di 1.712,95 dolar AS dan sesi tertinggi di 1.734,30 dolar AS.

Emas berjangka bertambah 14 dolar AS atau 0,83 persen menjadi 1.727,41 dolar AS per ounce pada akhir pekan, setelah naik 13,3 dolar AS atau 0,79 persen menjadi 1,713,41 dolar AS pada Kamis, dan merosot 10,6 dolar AS atau 0,62 persen menjadi 1.700,21 dolar AS pada Rabu.

Federal Reserve AS akan mengadakan acara pertemuan kebijakan moneter pada hari Selasa dan Rabu, dan diperkirakan akan menguatkan suku bunga sebesar 0,76 poin persentase ketika acara pertemuan ditutup pada Rabu, sehingga mengurangi daya tarik emas.

Kebijakan hawkish Federal Reserve telah mendorong dolar AS mendekati level rekor, membuat emas anjlok ke level terendah dalam kurun waktu 16 bulan sebelum mencatat rebound pekan lalu.

Para penjual emas mencoba untuk menentukan apakah pemulihan memang sedang berlangsung, Craig Erlam, analisis di platform penjualan daring OANDA menyatakan, mencatat bahwa imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang penting dan menggembirakan berada di bawah level kunci 3,0 persen.

Dollar US Tetap Perkasa saat Inflasi Semakin Tinggi

Dollar mengalami pelemahan yang cukup dalam pada akhir minggu kemarin, namun kembali menguat hari ini karena pelaku pasar mengantisipasi penguatan 75 bps terhadap suku bunga minggu ini dan sifatnya sebagai asset safe haven di tengah pelemahan ekonomi global. Penguatan USD juga akan ditopang jika pada hari kamis dini hari, Jerome Powell, ketua The FED, memberikan pernyataan yang hawkish mengingat betapa tingginya inflasi di AS sekarang.

Dengan adanya pernyataan dari Janet Yellen, Menteri Keuangan AS, kemarin ia berkata bahwa ekonomi AS sedang melambat dan perlambatan ini memang tidak bisa dihindari, namun dengan angka ketenagakerjaan yang masih kuat, dan tingkat pengangguran di 3,61%, dan tingkat pengeluaran konsumen yang kuat, menunjukkan ekonomi AS sedang tidak dalam resesi. 

Di sisi lain, ECB, Bank Sentral Eropa, menguatkan suku bunganya sebesar 50 basis poin minggu lalu, mengangkat suku bunganya ke angka 0%, kemenguatan suku bunga pertama dalam 11 tahun terakhir. Setelah penguatan ini, EUR menguat di perdagangan namun kembali melemah menjelang hari Jumat kemarin. 

Pelemahan EUR di perdagangan walau setelah kemenguatan suku bunga yang historic ini terjadi karena beberapa alasan yaitu mundurnya Perdana Menteri Italia, Mario Draghi, yang menyebabkan ketidakpastian politik di Italia, kemenguatan suku bunga ini menyebabkan nilai hutang dan biaya pinjaman negara-negara di kawasan Eropa semakin meningkat. 

Adanya gelombang panas yang menyelimuti kawasan Eropa dan menyebabkan banyak kerusakan serta kebakaran, dan adanya penyebaran virus cacar monyet, terutama di kawasan Eropa yang sedang menjadi pusat penyebaran, dapat menyebabkan gangguan terhadap ekonomi jika penyebaran terus terjadi walaupun menurut kepalah WHO, untuk saat ini diprediksi tidak akan mengganggu perdagangan atau perjalanan internasional.

Ke depannya, mata uang EUR diprediksi dapat melemah karena faktor-faktor diatas.

Kesimpulan:

Mata uang USD sedang mengalami pemulihan hari ini, dan akan memasuki fase sideways sembari menunggu hasil FOMC kamis nanti. Adanya kemungkinan besar kemenguatan suku bunga sebanyak 75 basis poin kamis ini mendorong sentimen positif terhadap mata uang USD dan akan berlanjut menguat jika Jerome Powell memberikan nada hawkish.                                                                                                              

Mengejutkan, ECB Menaikkan Suku Bunga 50 Basis Poin!

Tadi malam, ECB mengejutkan pasar dengan menaikkan suku bunga menjadi 50 poin dasar dengan suku bunga 0%, pertama kali kenaikan suku bunga dilakukan dalam 11 tahun terakhir. Peningkatan ini tentu saja mengejutkan pasar karena sebelum sinyal yang diberikan oleh Christine Lagarde, presiden ECB akan meningkatkannya dengan 25 poin dasar. Peningkatan ini, menurut Lagarde, dapat dilakukan karena alat baru yang disebut IPP yang dapat digunakan untuk menghentikan biaya pinjaman yang berlebihan untuk negara -negara di wilayah Eropa. Menurut sumber yang diperoleh oleh Reuters, bahkan jika TPI sudah dapat digunakan, ECB belum melihat kebutuhan untuk menggunakan skema ini di suatu negara. Peningkatan ini tiba -tiba mendorong peningkatan EUR dalam perdagangan, terhadap Amerika Serikat karena data tentang klaim pengangguran AS yang meningkat di atas perkiraan pasar, tetapi kembali ke kisaran 1 $ 01.900 pagi ini.

Di masa depan, bahkan dengan kenaikan suku bunga yang tinggi ini, EUR harus melemah karena alasan berikut. Pertama, keputusan Mario Draghi, Perdana Menteri Italia untuk meninggalkan jabatannya yang akan membawa Ktastian politik ke Italia, di tengah kenaikan suku bunga yang tinggi ini. Kedua, kenaikan suku bunga yang signifikan akan meningkatkan pinjaman atau utang utang sehingga akan mengatasi negara -negara di wilayah Eropa, bahkan jika TPI dapat digunakan untuk mengatasinya. Ketiga, kehadiran gelombang panas yang melanda beberapa negara di wilayah Eropa dan menyebabkan banyak kerusakan dan gangguan bagi masyarakat. Keempat, pernyataan Christine Lagarde pada konferensi persnya tadi malam ketika dia mengatakan bahwa inflasi sangat tinggi dan bisa tetap tinggi untuk sementara waktu, perlambatan di wilayah Eropa yang ditandai oleh data ekonomi terbaru. Keberadaan invasi Rusia di Ukraina yang tampaknya tidak diselesaikan dalam waktu dekat juga menambah risiko kenaikan harga energi dan mempertahankan inflasi yang tinggi.

Kesimpulan:

Mata uang EUR diprediksi akan terus melemah d, bahkan jika ECB telah meningkatkan tingkat bunga 50 basis poin dasar semalam karena faktor -faktor yang memuat wilayah Eropa seperti yang disebutkan di atas.

Dolar AS Anjlok Hari Keempat Nih

Dolar AS melemah Kamis petang di Asia. Bank Sentral Eropa (ECB) bersiap untuk menaikkan suku bunga kali pertama sejak tahun 2011 dan pipa gas utama Rusia juga akan kembali dibuka hari ini.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun 0,30% di 106,630.

Pasangan USD/JPY stabil di level 138,21. Bank of Japan mempertahankan suku bunganya tidak berubah, bahkan saat memprediksi inflasi konsumen tinggi di tengah peningkatan harga komoditas yang lebih tinggi di seluruh dunia.

Pasangan AUSD/USD menguat 0,33 di 0,6908, dan NZD/USD naik tipis 0,13% menjadi 0,6235.

Pasangan USD/CNY naik tipis 0,04% di 6,7588, sementara GBP/USD menguat 0,22% di 1,1995.

Euro mempertahankan penguatan minggu ini lantaran investor memperkirakan ECB akan memberikan kenaikan suku bunga 50 basis poin. Selain itu, pipa gas Nord Stream akan dibuka kembali pada hari Kamis setelah selesainya pemeliharaan selama 10 hari.

Investor memperdebatkan apakah pengambil kebijakan ECB akan memberikan sinyal kenaikan 25 basis poin atau kenaikan 50 bps n untuk menahan tingginya tingkat inflasi yang tidak terkendali. Bank sentral juga kemungkinan akan mengungkap alat manajemen krisis baru.

Ketidakpastian politik Italia memperumit rencana ECB untuk memberikan rincian mengenai alat anti-fragmentasi barunya, terutama mengenai kondisi alat yang akan dipicu,dan kurangnya kejelasan kemungkinan akan menyeret euro turun, Ahli Strategi Mata Uang National Australia Bank (NAB) Rodrigo Catril menulis dalam catatan klien.

Pada saat yang sama, NAB memprediksi kenaikan 50 bps dan proyeksi untuk kenaikan 50 bps lainnya pada bulan September “dengan Bank bertujuan untuk menaikkan suku bunga di depan sebelum kondisi yang lebih lemah nanti pada tahun 2022 dan hingga tahun 2023, ketika ruang untuk bergerak yang tersedia mungkin lebih terbatas.

Dolar AS Anjlok Pada Hari Ketiga

Dolar AS turun pada Selasa pagi di Asia. Kabar sentimen terbaru yakni, jalur pipa Nord Stream dapat dibuka kembali setelah dilakukannya pemeliharaan dan Bank Sentral Eropa (ECB) bisa menyajikan kenaikan suku bunga yang lebih agresif.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun 0,14% di 106,53 .

Pasangan USD/JPY turun tipis 0,07% di 138,09.

Pasangan AUD/USD naik 0,32% ke 0,6916, dan NZD/USD menguat 0,53% di 0,6262. Rapat kebijakan Reserve Bank of Australia Juli menunjukkan perlunya suku bunga yang lebih tinggi untuk menahan kenaikan inflasi, bahkan setelah kenaikan suku bunga yang terjadi baru-baru ini, saat tingkat pengangguran turun ke level terendah dalam hampir 50 tahun.

Pasangan USD/CNY tetap tidak berubah, sementara pasangan GBP/USD naik 0,28% menjadi 1,2028.

Bank Sentral Eropa (ECB) dapat mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin yang lebih besar dari perkiraan pada pertemuan hari Kamis karena latar belakang inflasi yang memburuk.

Selain itu, Rusia siap memulai kembali ekspor gas ke Eropa pada hari Kamis setelah selesainya pemeliharaan pipa Nord Stream.

Gubernur Bank of England Andrew Bailey menyatakan pada hari Selasa bahwa BoE dapat menaikkan suku bunga sebanyak 0,5% pada pertemuan berikutnya untuk menahan gejolak inflasi.

Seputar data, Bank of Japan (BOJ) dan Bank Sentral Eropa (ECB) akan mengumumkan keputusan suku bunganya pada hari Kamis.

Dolar AS Menguat Hari Ini Untuk Sektor Asia

Dolar AS naik pada Selasa pagi di Asia. Indeks bergerak tepat di atas level terendah satu minggu lantaran peluang persentase poin kenaikan suku bunga Federal Reserve bulan ini mungkin lebih rendah dari yang diharapkan.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik tipis 0,11% di 107,49.

Pasangan USD/JPY turun tipis 0,02% di 138,10.

Pasangan AUD/USD naik 0,31% ke 0,6833, dan NZD/USD naik 0,21% di 0,6164.

Pasangan USD/CNY naik tipis 0,07% di 6,7479, sementara GBP/USD turun tipis 0,09% menjadi 1,1944.

Data minggu lalu menunjukkan inflasi AS sudah berada di level tertinggi empat dekade dan terus meningkat pada bulan Juni, dan investor memperkirakan peningkatan suku bunga yang sangat besar. Namun, angka dari Jumat lalu menunjukkan penurunan ekspektasi inflasi konsumen ke level terendah dalam setahun.

Trader kontrak berjangka menggeser ekspektasinya untuk mendukung kenaikan 0,75 poin persentase pada pertemuan mendatang, yang telah cenderung ke arah kenaikan suku bunga dengan poin persentase penuh.

Investor mengawasi perkembangan jalur pipa Nord Stream 1 yang dijadwalkan buka kembali Kamis setelah dilakukannya pemeliharaan.

Terlepas dari ketidakpastian, Bank Sentral Eropa (ECB) akan menaikkan suku bunga pada hari Kamis untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade. Investor memperkirakan kenaikan 50 bps karena inflasi yang tinggi.

“Keseimbangan risiko condong ke pelemahan EUR (sedangkan) jalur resisten untuk USD adalah melanjutkan tren lebih tinggi karena prospek pertumbuhan global yang memburuk,” tulis analis Commonwealth Bank of Australia (OTC:CMWAY) Carol Kong dalam catatan klien, mengacu pada peran dolar sebagai tempat berlindung yang aman.

Indeks Dolar AS Mengukur Greenback Melemah 0,20%

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun tipis 0,20% di 107,84.

Dolar AS melemah pada awal pekan di Asia dan euro kehabisan bahan bakar dengan bergerak turun tipis. Ekspektasi investor terhadap kenaikan suku bunga agresif dari Federal Reserve AS juga surut pasca rilis data penjualan ritel inti AS yang kuat.

Pasangan USD/JPY turun 0,24% ke 138,20.

Pasangan AUD/USD naik 0,24% menjadi 0,6808, dan NZD/USD naik tipis 0,09% di 0,6165.

Pasangan USD/CNY turun t0,17% ke 6,7458, sedangkan GBP/USD menguat 0,43% di 1,1903.

Pipa Nord Stream 1, pipa terbesar yang memasok gas alam Rusia ke Jerman, memulai pemeliharaan tahunannya pada 11 Juli silam, berlangsung hingga 10 hari.

Pasar khawatir penutupan itu dapat diperpanjang karena perang di Ukraina. Kehilangan pasokan gas akan melanda Jerman, negara ekonomi terbesar keempat di dunia.

Investor juga mengawasi angka inflasi AS dan kemungkinan resesi yang disebabkan oleh kebijakan pengetatan moneter. Ekspektasi Inflasi 5 Tahun Michigan Amerika Serikat yang dirilis pada hari Jumat turun menjadi 2,8% untuk Juli dari 3,1% pada Juni. Pejabat Fed mengisyaratkan mereka akan tetap pada kenaikan suku bunga 75 bps selama pertemuan 26-27 Juli untuk menurunkan inflasi.

Di Asia Pasifik, China melaporkan 691 kasus COVID pada hari Sabtu, naik dari 547 pada hari sebelumnya, menambah kekhawatiran pasar mengenai jalur pemulihan ekonomi negara itu.

Bank sentral China akan menggelar rapat kebijakan pada hari Rabu sementara Bank of Japan pada hari Kamis.

Di tempat lain, Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan kebijakannya pekan ini.

Dolar AS Menguat di Akhir Pekan Ini Nih

Dolar AS naik pada akhir pekan ini di Asia. Ekspektasi investor terhadap kenaikan suku bunga besar di bulan Juli redup.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik tipis 0,03% menjadi 108,57 .Dolar AS berada di jalur untuk mencatat penguatan minggu ketiga, naik 1,58% dari akhir pekan lalu.

Pasangan USD/JPY naik tipis 0,08% di 139,01. Bank of Japan telah berkomitmen pada kebijakan sangat longgar untuk mendukung perekonomian.

Pasangan AUD/USD turun tipis 0,04% di 0,6744, dan pasangan NZD/USD naik tipis 0,11% ke 0,6136.

Pasangan USD/CNY naik tipis 0,10% menjadi 6,7634, sedangkan pasangan GBP/USD naik 0,08% di 1,1832.

EUR/USD naik tipis 0,13% menjadi 1,0029. Zona euro menghadapi krisis energi yang kian memburuk karena Rusia menutup pasokan pipa gas dengan adanya pemeliharaan rutin selama seminggu.

Bank Sentral Eropa (ECB) kemungkinan akan tetap mempertahankan kenaikan suku bunga 25 bps.

Investor telah meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan memberikan kenaikan suku bunga super besar pada pertemuan Juli pada 26-27 setelah data Rabu menunjukkan inflasi Juni mencapai tingkat tertinggi 40 tahun.

Namun, ekspektasi pun surut usai Gubernur Fed Christopher Waller dan Presiden Fed St. Louis James Bullard keduanya mengatakan mereka mendukung kenaikan 75 basis poin lagi untuk bulan ini, terlepas dari tingginya angka inflasi.

Di Asia Pasifik, data dari Biro Statistik Nasional (NBS) menunjukkan produk dimestik bruto (PDB) China tumbuh sebesar 0,4% pada kuartal II tahun 2022 untuk periode tahun ke tahun saat negara ekonomi terbesar kedua itu memberlakukan pembatasan COVID-19 yang ketat pada kuartal II.

Dolar AS Menguat Kamis Ini di Asia

Dolar AS naik pada Kamis di Asia. Inflasi AS tinggi mendorong ekspektasi pengetatan moneter lanjutan dari Federal Reserve AS dan arus masuk safe haven di tengah meningkatnya kekhawatiran resesi.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik 0,43% di 108,42.

Pasangan USD/JPY menguat 0,69% di 138,37.

Pasangan AUD/USD naik tipis 0,06% ke 0,6764, dan pasangan NZD/USD turun tipis 0,09% di 0,6126.

Pasangan USD/CNY naik 0,15% menjadi 6,7287, sedangkan pasangan GBP/USD turun 0,26% ke 1,1859.

Indeks Harga Konsumen (IHK) AS meningkat menjadi 9,1% di bulan Juni periode tahun ke tahun, tingkat tertinggi dalam empat dekade. Investing.com memperkirakan pembacaan sebesar 8,8% dan 8,6% tercatat di bulan Mei. Investor berspekulasi apakah pembacaan 9,1% menandai puncaknya inflasi.

Pasar memperkirakan kenaikan suku bunga Fed 100 bps bersejarah pada bulan ini. Presiden Fed Bank of Atlanta Raphael Bostic mengatakan “semuanya ada dalam rencana” untuk memerangi tekanan harga.

Presiden Fed Bank of Cleveland Loretta Mester mengatakan kepada Bloomberg bahwa laporan IHSG yang seragam buruk dan bank sentral harus menaikkan tingkat suku bunga netral.

Bank sentral global lainnya melakukan pengetatan moneter untuk menurunkan harga komoditas yang melonjak.

Di Asia Pasifik, bank sentral Singapura tanpa diduga memperketat kebijakan moneter pada hari Kamis, dan ini mengirim mata uang bergerak lebih tinggi terhadap dolar AS.