Pada hari Kamis, Euro melemah terhadap Dolar AS dan mengindikasikan adanya titik ter-rendah baru sejak bulan November. Hal ini dikarenakan para trader bertaruh terhadap pemulihan ekonomi di AS yang lebih cepat ketimbang di Eropa, yang terkena dampak gelombang Covid-19 yang baru.
Saat artikel ini ditulis, Euro terhadap Dolar AS jatuh 0,33%, menyentuh 1,17734 Dolar per Euro. Indeks Dolar (DXY) yang membandingkan Dolar AS dengan mata uang utama lainnya, naik ke titik tertingginya sejak pertengahan November.
Meskipun begitu, pasar foreign exchange diprediksikan pada awal tahun akan melihat Dolar berada dibawah tekanan akibat rencana stimulus yang diinginkan oleh para demokrat Joe Biden, kata Hussein Sayed seorang analis di FXTM.
“Tapi para investor malah fokus ke proyeksi ekonomi, dengan pertumbuhan AS diharapkan melampaui negara berkembang lainnya untuk beberapa kuartal dan menyebabkan masuknya modal ketimbang keluarnya modal” tambahnya.
Bagi Boris Schlossberg dari BK Asset Management, kekuatan Dolar “sedikit diakibatkan oleh pelemahan Euro ketimbang perbedaan pertumbuhan antara AS dan Eropa”. GDP AS diprediksikan untuk tumbuh 4,3 persen di sidang terakhir dimana Uni Eropa tertahan di 3,7 persen.
Tekanan pada Euro juga dapat dikaitkan dengan pengalihan resiko yang ada di pasar yang memihak kepada Dollar AS. Khususnya dikarenakan pasar ekuitas AS bergejolak.
Pound Inggris mengawali tahun ini dengan titik tinggi yang didorong oleh kesimpulan kesepakatan perdagangan pasca Brexit dengan Uni Eropa, serta kampanye vaksinasi yang cepat. Kini Pound berada hampir di titik yang sama seperti saat tanggal 1 Januari terhadap Dolar (naik 0,42%).
“Pound telah menderita akibat ketegangan antara pemimpin Inggris dan Uni Eropa terkait vaksin” yang dapat “menghambat rencana karantina Inggris” kata para analis di OFX.
Di hari Rabu, Uni Eropa memutuskan untuk menerapkan ekspor vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh mereka dibawah pengawasan ketat untuk mencegah bocornya informasi terkait dosis yang dibutuhkan bagi para masyarakat Eropa ke negara lain.
Perdana Menteri Inggris – Boris Johnson telah memberi peringatan terkait “blokade yang sewenang-wenang” dimana pemerintahannya sedang berusaha untuk meredakan semua ketegangan yang ada. Pada pernyataan yang sama, London dan Brussel telah meyakinkan untuk mengusahakan “langkah spesifik” untuk mencari “solusi yang saling menguntungkan”.
Melihat gambaran teknikal di balik EUR/USD, kami mencatat bahwa seller tetap memegang kendali dengan kuat setelah pertahanan pada titik 1,18522 gagal. Titik menarik berikutnya adalah pada titik 1,17734 yang saat ini sedang diuji. Kemungkinan pembalikan pada titik ini sangat tipis karena buyer cenderung menahan dan mengincar entry ulang pada titik 1,16 sebagai gantinya.