Emas turun lebih dari 1% ke level dibawah $2.720 per ons pada sesi perdagangan Rabu, setelah sempat mencapai rekor tertinggi $2.750 di awal sesi. Namun harga emas sedikit pulih pada sesi Asia pada Kamis.
Dolar AS yang lebih kuat dan imbal hasil Treasury yang meningkat mengalahkan permintaan safe haven yang dipicu oleh semakin dekatnya pemilihan umum AS dan konflik Timur Tengah yang sedang berlangsung.
Indeks dolar naik 0,3%, membuat emas lebih mahal bagi investor non-dolar, sementara imbal hasil obligasi AS mencapai tertinggi tiga bulan.
Imbal hasil acuan Treasury 10-tahun melonjak menjadi 4,25%, tertinggi sejak Juli, dan telah naik 44 basis poin pada bulan Oktober saja.
Kekhawatiran yang berkelanjutan atas beban utang AS dan ketidakpastian pemilu terus memicu volatilitas pasar.
Meskipun terjadi penurunan ini, emas tetap naik lebih dari 31% tahun ini, didorong oleh penurunan suku bunga Federal Reserve bulan lalu dan terus tingginya permintaan safe haven.
Namun, harga emas bergerak naik di kisaran $2.727 per ons pada Kamis siang dimana kemungkinan merupakan rebound teknikal, setelah anjlok dari rekor tertinggi dengan penurunan lebih dari 1% pada sesi sebelumnya.
Namun, kenaikan emas tetap didukung oleh status safe haven-nya di tengah ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung di Timur Tengah, dengan investor khawatir tentang potensi konflik yang lebih luas karena adanya pertempuran hebat yang terus-menerus.
Selain itu, ketidakpastian seputar pemilihan presiden AS yang akan datang dan pelonggaran moneter dari bank-bank sentral utama memberikan dukungan lebih lanjut.