Setelah penundaan satu bulan sejak pencabutan pembatasan sosial dan kesehatan terbaru di Inggris, sekarang giliran The Fed untuk memberi tekanan pada Pound. GBP/USD mempercepat penurunannya sejak Rabu malam. Hal ini terjadi setelah Federal Reserve mengubah pandangannya dan sekarang mengharapkan dua kenaikan suku bunga pada tahun 2023.
Aura positif yang mengelilingi Pound mulai memudar karena peningkatan kasus virus corona mengurangi optimisme yang menyambut keberhasilan program vaksinasi negara itu.
GBP/USD turun 0,3 persen pada hari Jumat, menjadi $ 1,3885. GBP/USD turun ke level terlemah sejak awal Mei, dan kehilangan 1,6 persen sejak pertemuan Federal Reserve hari Rabu.
Negara itu mencatat lebih dari 11.000 kasus baru dari virus Covid-19 pada Kamis, jumlah tertinggi sejak 19 Februari, meski negara itu telah menyuntikkan lebih dari 42 juta orang, atau sekitar 80 persen populasi orang dewasa, dengan satu dosis vaksin, dan lebih dari 30 juta dengan dua dosis.
Masalah yang kini menyeruak adalah munculnya varian Delta dari virus corona. Virus ini pertama kali ditemukan di India. Menurut sebuah penelitian di Skotlandia, virus ini lebih beresiko dibandingkan dengan varian virus sebelumnya di Inggris.
Kenaikan tersebut telah meyakinkan Perdana Menteri – Boris Johnson untuk menunda pembukaan kembali penuh ekonomi negara itu selama sebulan. Sementara penjualan ritel secara tak terduga turun 1,4 persen antara bulan April dan bulan Mei.
Menambah kesengsaraan dari Pound Sterling adalah kondisi hubungan yang semakin kacau antara London dan Brussels, khususnya mengenai perdagangan antara Irlandia Utara dan seluruh bagian Inggris.
“Kesabaran Brussel dengan usaha London untuk menguasai perdagangan di seluruh Inggris Raya termasuk Irlandia Utara, semakin menipis” kata analis di INGA dalam sebuah catatan.
Tekanan politik yang dihadapi pemerintah Inggris tidak hanya berasal dari pihak eksternal saja. Namun, tekanan juga bertambah setelah Perdana Menteri – Johnson mengalami kekalahan memalukan ketika Partai Konservatifnya kalah dalam pemilihan parlemen di lumbung suara partainya.
Semua ini menandai perubahan pandangan untuk mata uang yang telah naik 0,7% sejak Maret. Pound berada di bawah tekanan, saat ini diperdagangkan pada level terendah dalam satu bulan. Pound berada di bawah titik 1,40 dan di bagian bawah channel naik yang telah berosilasi sejak awal pandemi, memvalidasi target bearish pertama dari ide perdagangan hari Senin.
Jika breakout dari bawah dikonfirmasi pada pembukaan pasar hari Senin, itu akan menjadi sinyal teknis utama untuk pembalikan yang bearish pada GBP/USD. Support berikutnya yang harus diperhatikan adalah titik terendah pada Maret/April di $1,3680 dan kemudian titik terendah pada September di $1,2675. Prospek bearish tidak akan berlaku jika terjadi rebound di atas $1,40. Traders dapat membuka posisi dalam konfigurasi bearish untuk menguji reaksi di titik 1.37404. Kita bisa berekspektasi rebound yang bullish dari level ini dalam waktu dekat bagi para pedagang yang ingin masuk kembali ke posisi.
Secara keseluruhan, kita bisa melihat kelebihan posisi sell oleh traders komersial menurut data Commitment of Traders (CoT) yang terbaru. Posisi sell bersih dari traders komersial pernah lebih besar dari ini, tetapi cukup tinggi untuk mengklaim penurunan kuat dalam pound terhadap dolar.
Level Support dan Resistance:
R3 1.4000
R2 1.3964
R1 1.3870
S1 1.3740
S2 1.3680
S3 1.2675