Euro jatuh tajam terhadap Dolar AS di hari Selasa. Hal ini karena adanya pembatasan wilayah baru di Eropa, sehingga memberatkan mata uang tunggal tersebut. EUR/USD kehilangan hampir 0,70 persen. Saat ini EUR/USD berada di titik 1,1851, dimana ini adalah titik terendahnya dalam tiga minggu ini.
Sehari sebelumnya, mata uang tersebut telah naik terhadap Dolar AS. Tapi, Stephen Innes, seorang analis di Axi, dalam komentarnya mengatakan bahwa “Euro tetap mendekati titik terendahnya di tahun ini karena penerapan program vaksinasi yang lamban”.
Pengumuman Kanselir Angela Merkel di hari Selasa pagi yang menyebutkan Jerman akan menerapkan pembatasan wilayah dari 1 hingga 5 April selama akhir pekan di Hari Paskah “sangat berkontribusi” dalam pelemahan Euro, kata Brad Bechtel dari perusahaan bernama Jefferies.
“Saat kita bangun pagi ini, ini adalah berita utamanya. Sebelumnya di Asia, Dolar AS telah diminati oleh para investor” tambah Brad.
Sepertiga rakyat Perancis, termasuk 12 milyar di daerah Paris, juga telah dikarantina kembali sejak Sabtu lalu.
Pasar juga memperhatikan pidato ketua The Fed – Jerome Powell sebelum kongres komite. Powell menyatakan bahwa bank sentral akan terus mendukung ekonomi dengan kebijakan moneter akomodatifnya.
Pasar mengkhawatirkan kembalinya inflasi akibat pemulihan ekonomi dan paket stimulus raksasa di AS telah mendorong suku bunga di pasar obligasi, yang akan membuat Dolar menguat.
Beberapa investor berharap The Fed akan membuka jalan untuk pengetatan kebijakan moneter lebih cepat dari yang diprediksikan. Tapi untuk sekarang, Powell fokus pada ekonomi yang sudah harus berjalan lagi,
Di jangka panjang, “langkah besar The Fed akan mengurangi kinerja Dolar yang sangat tinggi karena mereka akan membuat ekonomi global lainnya untuk pulih” kata Kit Juckes, seorang analis di Societe Generale.