Setelah tahun yang bersejarah, emas akan diapresiasi dalam jangka menengah dan panjang berdasarkan Laporan Tahunan Emas oleh CPM. Pandemi telah merubah kondisi dunia dan memperburuk beberapa masalah yang harusnya bisa menguntungkan bagi emas.
“Walaupun pandemi pasti berlalu, hal itu telah merubah dunia. Pandemi telah memperburuk beberapa faktor yang mendukung harga emas,” kata CPM Group.
Pemicu utama yang akan mendukung emas saat ekonomi global kembali dibuka adalah hutang negara dan sektor swasta, defisit, dan kebijakan moneter yang terlalu akomodatif. Pemerintahan di seluruh dunia akan sulit memutarbalikkan kebijakan fiskal yang diajukan sebagai respon dari pandemi.
“Kondisi ini menempatkan emas di posisi yang baik untuk keuntungan yang lebih banyak di jangka menengah dan panjang,” kata laporan tahunan tersebut. “Pandemi telah memperburuk semua permasalahan ini dan akan semakin sulit untuk menyelesaikan beberapa diantaranya yang akan membantu menjaga ketertarikan investor pada logam mulia tersebut.”
Di konferensi virtual Prospectors & Developers Association of Canada (PDAC) 2021, Wakil Kepala Riset CPM Group Rohit Savant menyatakan bahwa emas dapat naik hingga mencapai $1,995/ons tahun ini yang akan mewakili 5% kenaikan dari harga penutupan di tahun lalu.
Proyeksi ini hadir dibalik emas yang sulit untuk maju setelah beberapa periode konsolidasi. Saat artikel ini ditulis, emas spot diperdagangkan di $1,712, lebih rendah 1,10 persen hari ini. Akhir-akhir ini emas telah berada di bawah tekanan karena adanya peningkatan imbal hasil obligasi 10 tahun dan penguatan pada Dollar AS.
Untuk itu, suku bunga rendah dan suku bunga yang menyesuaikan dengan inflasi negatif akan menjaga ketertarikan investor di emas secara fundamental dan jangka panjang, sementara tanda apapun terkait kenaikan suku bunga akan menahan harga karena investor jangka pendek menggunakan model valuasi berdasarkan obligasi AS, seperti yang terjadi pada kuartal pertama di tahun 2021.
Penting untuk diingat bahwa beberapa negara di dunia akan menghadapi pandemi hingga 2022 bahwa 2023.
“Karena inisiatif stimulus via stimulus terus berlanjut, otoritas moneter masih harus melakukan lebih banyak hal untuk mengimbangi limpahan negatif dari stimulus fiskal di imbal hasil obligasi, hal ini akan mendukung harga emas,” kata CPM Group. “Sementara The Fed belum memiliki rencana untuk mengontrol kenaikan suku bunga saat ini, jika suku bunga terus naik tajam, tidak heran jika The Fed akan lebih agresif untuk mencegah suku bunga jangka panjang naik terlalu banyak dan terlalu cepat.”
CPM Group memprediksi Dollar AS yang lebih lemah di 2021 tapi tidak mengantisipasi kejatuhan total pada mata uang tersebut. “Nilai Dollar, tapinya, bergantung pada nilai mata uang lainnya. Jika dibandingkan dengan kebanyakkan mata uang utama dan ekonomi yang bersaing, ekonomi AS dan Dollar masih berada di posisi yang lebih baik dan hal ini akan memberikan dukungan di awal penurunan nilai Dollar ini.”
Pasar saham akan terus naik dibalik valuasi yang tinggi. Imbal balik investasi di pasar ini mungkin tidak sebagus seperti di dua tahun sebelumnya tapi gabungan antara ekuitas yang mahal dan imbal hasil obligasi yang rendah membuat emas sebagai aset diversifikasi yang menarik.
Sebagai tambahan, hubungan antara AS dan China adalah faktor kunci yang harus diperhatikan di tahun ini. Terlepas dari bagaimana mereka nantinya akan berkembang, hubungan mereka yang saat ini buruk akan memberi dampak dari waktu ke waktu dan sebagai gantinya mendorong daya tarik emas sebagai aset safe haven.