
Dolar AS bergerak sedikit di bawah level tertinggi dalam tiga minggu terhadap mata uang utama lainnya pada hari Senin karena para pedagang dengan hati-hati menunggu kejelasan tentang putaran tarif berikutnya dari Presiden AS Donald Trump.
Euro naik sedikit setelah tiga sesi penurunan berturut-turut, sementara yen melemah terhadap dolar AS, tertekan oleh kenaikan imbal hasil Treasury AS.
Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang tersebut terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, datar di 104,15 pada pukul 12.25 GMT, setelah menyentuh 104,22 pada hari Jumat untuk pertama kalinya sejak 7 Maret. Minggu lalu, indeks naik 0,4%, minggu pertama kenaikannya bulan ini.
Dolar AS telah berada di bawah tekanan selama sebagian besar tahun ini karena asumsi pasar bahwa Trump akan segera memberlakukan kebijakan pro-pertumbuhan berubah menjadi kekhawatiran bahwa kebijakan perdagangan presiden yang agresif dan tidak menentu dapat memicu resesi.
Putaran tarif berikutnya akan jatuh tempo pada tanggal 2 April, saat Gedung Putih akan mengumumkan pengenaan tarif timbal balik pada banyak negara.
Dolar menguat 0,35% menjadi 149,83 yen. Pasangan mata uang tersebut cenderung mengikuti perubahan imbal hasil obligasi, dan imbal hasil Treasury 10 tahun naik sebanyak 2,5 basis poin menjadi 4,2790% pada hari Senin.
Euro menguat 0,1% menjadi $1,0819, naik dari level terendah hampir tiga minggu pada hari Jumat di $1,0795.
Mata uang bersama tersebut telah menguat ke level tertinggi sejak awal Oktober di $1,0955 minggu lalu karena optimisme atas langkah Jerman untuk melonggarkan kendala fiskal guna meningkatkan belanja militer dan infrastruktur.
Namun, mata uang tersebut merosot kembali dalam beberapa hari terakhir menjelang ratifikasi perubahan yang sebenarnya, dengan majelis tinggi parlemen Jerman meloloskan RUU tentang apa yang disebut rem utang pada hari Jumat.
Nilai tukar pound sterling stagnan di $1,2914, begitu pula dolar Australia di $0,6277.
Lira Turki stabil di kisaran 38,0050 per dolar, bahkan saat pengadilan Turki pada hari Minggu memenjarakan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu, pesaing politik utama Presiden Tayyip Erdogan, dengan tuduhan korupsi, yang dibantah Imamoglu.
Penahanan itu dilakukan setelah partai oposisi utama, para pemimpin Eropa, dan ratusan ribu pengunjuk rasa mengkritik tindakan terhadapnya sebagai tindakan yang dipolitisasi dan tidak demokratis.
Lira sempat merosot ke rekor terendah 42 per dolar minggu lalu, ketika bank sentral Turki mengatakan telah menangguhkan lelang repo satu minggu dan menaikkan suku bunga pinjaman semalam menjadi 46%, sebuah langkah yang menurut para ekonom merupakan sikap kebijakan yang lebih ketat.