Kamis (16/12) pagi WIB, Dolar Amerika Serikat bergerak menurun. Hal ini terjadi karena Federal Reserve AS mengetatkan kebijakan moneternya dalam poros pandangan nan hawkish.
Pasangan USD/JPY mengalami kenaikan tipis 0,10% di 114,14, sedangkan AUD/USD menurun 0,16% di 0,7156 usai data pekerjaan dari Biro Statistik Australia menunjukkan perubahan pekerjaan yang mencatat 366.100, perubahan lapangan kerja penuh sebesar 128.300, dan tingkat pengangguran sebesar 4,6%, pada bulan November.
NZD/USD juga turun 0,21% di 0,6764. Begitu pula dengan GBP/USD, turun tipis 0,06% di 1,3255. Namun, EUR/USD naik ke 1.2888.
Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun tipis ke 96,366.
Fed akan mempercepat program pengurangan asetnya menjadi $30 miliar per bulan, bank sentral ini menyatakan dalam pertemuan keputusan kebijakan Rabu setempat. Bank sentral juga mempertahankan suku bunganya tidak berubah sebesar 0,25% tetapi akan memiliki tiga kenaikan suku bunga seperempat poin pada tahun 2022, tiga lainnya pada tahun 2023, dan dua lagi pada tahun 2024 untuk mengatasi inflasi.
Jerome Powell mengatakan bahwa rekonomi tidak lagi membutuhkan peningkatan jumlah dukungan kebijakan. Ia membandingkan situasi hampir depresi saat awal COVID-19 pada tahun 2020 dengan kenaikan harga dan upah saat ini, serta peningkatan pesat di pasar kerja.
Investor sekarang menunggu keputusan kebijakan dari ECB dan BOE hari ini.
BOE berusaha mengatasi inflasi dan menenangkan kekhawatiran terhadap varian omicron yang menyebar cepat. Data Inggris pada hari Rabu menunjukkan indeks harga konsumen (IIHK) tumbuh sebesar 5,1% tahun ke tahun di bulan November, level tertinggi dalam satu dekade. IHK naik 0,7% bulan ke bulan.
ECB akan mengakhiri Program Pembelian Darurat Pandemi mereka, tetapi investor masih memperkirakan bahwa bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga dulu.