Pada akhir pekan lalu, harga emas melemah tipis. Pelemahan ini terjadi karena adanya ketidakpastian mengenai jadwal tapering the Fed yang membuat para investor menahan diri.
Senin (13/09) pagi, harga emas di spot melemah 0,2 persen ke harga 1.791,21 dolar AS per ons, sedangkan emas di pasar berjangka AS stabil di 0,4 persen lebih rendah ke level 1.793, 2 dolar AS per ons.
Kenaikan imbal hasil AS menghambat dana spekulatif bergerak secara meyakinkan ke emas menurut Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities. Patokan imbal hasil obligasi AS 10-tahun meningkat setelah data ekonomi menunjukkan inflasi tinggi dapat bertahan untuk beberapa waktu. Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Yield lebih tinggi diasumsikan sebagai biaya peluang yang lebih tinggi dengan tujuan memegang emas batangan tanpa bunga.
Emas batangan tidak memberikan imbal hasil cenderung naik ketika suku bunga rendah. Investor emas pun memperhatikan keputusan Fed dengan cermat. Banyak investor yang masih menanti jadwal tapering the Fed yang tidak pasti.
Pada logam lainnya, perak dan platinum mengalami kerugian mingguan. Terjadi penurunan 0,8 persen pada perak hingga ke 24,71 dolar AS per ons. Platinum juga melemah 1,9 persen ke 959,32 dolar AS per ons. Palladium turun 1,65 persen menjadi 2.198,12 dolar AS per ons.
Di sisi lain, USD/JPY mengalami kenaikan tipis hingga ke 109.878, sedangkan GBP/EUR turun hingga 1.38283. EUR/USD pun turun ke harga 1.17991. Begitu pula AUD/USD turun sampai ke harga 0.73532.