Selasa pagi di waktu Asia, emas dunia merosot akibat tekanan dari dolar yang lebih kuat.
Federal Reserve diprediksi akan memperlambat langkah-langkah dukungan ekonomi yang didorong oleh pandemi. Hal ini menyebabkan emas masih berada di dekat level tertinggi 2,5 bulan.
Emas berjangka merosot 2,1 dolar AS atau 0,12 persen menjadi 1.816 dolar AS pada hari Rabu (1/9/2021).
Kontrak emas teraktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melemah 8,10 dolar AS atau setara dengan 0,45 persen, menjadi 1,825,60 dolar AS per ons. Akan tetapi, perdagangan kurang bergairah karena adanya libur Hari Buruh AS kemarin.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya menguat sebesar 0,20 persen hingga ke 92,2190. Ini membuat emas menjadi kurang menarik bagi bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.
Laporan Pekerjaan AS terbaru yang dirilis pekan lalu meunjukkan bahwa angka penggajian nonpertanian meningkat 235.000 pekerjaan bulan lalu, jauh di bawah harapan para ekonom sebelumnya, yaitu 728.000 pekerjaan. Karena laporan pekerjaan AS mengecewakan pasar, investor melihat lebih sedikit tekanan pada Jerome Powell untuk mulai melakukan tapering pada Desember ini.
Emas diprediksi akan tetap di atas 1.800 dolar AS dalam waktu dekat.
Sementara itu, pasangan USD/JPY turun tipis ke 109,739. Harga GBP/USD juga turun sedikit ke 1,38473, sedangkan AUD/USD pun naik hingga ke harga 0,74379. EUR/USD alami kenaikan hingga ke 1,18766.