Dolar masih terus menguat terhadap mata uang lainnya pada hari Selasa, masih di tengah optimisme pasar seputar penguatan ekonomi AS.
Spekulasi akan pembahasan tapering dalam pertemuan tersebut semakin gencar yang membuat yield obligasi 10 tahun pemerintah AS kembali naik ke 1.50%. Yang menggambarkan harapan pasar akan pembasahan tapering dalam pertemuan nanti. Ekspektasi ini didasari oleh data inflasi yang dirilis pekan lalu dimana terjadi lonjakan inflasi 5% yang jauh melampaui target Fed 2%. Data inflasi CPI Y/Y mencapai rekor tertinggi dalam lebih dari 1 dekade, dengan Core CPI Y/Y malah mencapai rekor tertinggi dalam 3 dekade terakhir yaitu diangka 3.8%.
Angka-angka yang jauh diatas target Fed inilah yang membuat ekspektasi pembahasan tapering akan dimulai pada pertemuan kali ini. Meskipun sejumlah pejabat Fed termasuk Ketua-nya Jerome Powell berulang kali mengatakan terjadinya lonjakan inflasi hanya bersifat transisi sehingga belum ada rencana bagi Fed untuk mengubah kebijakan moneternya dalam waktu dekat ini. Setidaknya pasar berharap tapering dapat dilakukan lebih cepat dari target waktu dari Fed sebelumnya.
Selain lewat pertemuan moneter kali ini, sejumlah kesempatan bagi Fed untuk membahas hal ini masih terbuka paska pertemuan moneter esok hari berturut-turut yaitu konferensi Jackson Hole pada bulan Agustus mendatang dan pertemuan moneter berikutnya di bulan September yang akan datang. Kendala utama tentu datang dari sektor tenaga kerja yang masih belum terlihat mengimbangi laju inflasi seiring dengan pemulihan ekonomi yang terus berjalan di AS.
Euro relatif tertahan terhadap Dolar seiring dengan fundamental yang solid di kawasan ini. Data Industrial Production meningkat 2x lipat 0.8% dari periode sebelumnya 0.4%. Namun data ini tidak cukup membuat mata uang Euro rebound seiring dengan pertemuan moneter Bank Sentral Eropa pekan lalu yang mengecewakan dan juga jelang pertemuan moneter FOMC 2 hari mendatang. ECB mengindikasikan perlu waktu yang tidak sedikit untuk mengubah kebijakan moneternya.