Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 ditutup pada level tertinggi sepanjang masa dalam perdagangan singkat pada hari Jumat, sementara ketiga indeks ekuitas acuan mencatat kenaikan untuk bulan November.
S&P 500 naik 0,6% menjadi 6.032,4 pada hari Jumat, sementara Dow Jones naik 0,4% menjadi 44.910,7. Nasdaq Composite naik 0,8% menjadi 19.218,2. Sektor barang konsumsi dan teknologi memimpin kenaikan di antara sektor-sektor lainnya, sementara sektor keuangan ditutup sedikit berubah. Properti dan utilitas membukukan kerugian.
Pasar ditutup pada hari Kamis untuk liburan Thanksgiving.
Belanja online pada Thanksgiving naik sesuai dengan ekspektasi, mencapai $6,1 miliar, menurut data belanja liburan Adobe Analytics.
Untuk bulan November, Dow Jones melonjak 7,5%, sementara Nasdaq melonjak 6,2%. S&P 500 menguat 5,7%.
Imbal hasil 10 tahun AS turun 6,4 basis poin menjadi 4,18% pada hari Jumat, sementara suku bunga dua tahun turun 4,8 basis poin menjadi 4,17%.
Dalam berita perusahaan, saham Apple naik 1%, termasuk di antara yang paling banyak naik di Dow Jones. Raksasa teknologi tersebut siap untuk “era baru” pertumbuhan dengan peluncuran fitur kecerdasan buatan yang diperbarui untuk iPhone 16, ungkap Wedbush Securities dalam sebuah catatan kepada klien.
First Solar dan produsen panel surya AS lainnya bisa mendapatkan perlindungan tambahan dari pesaing asing karena pejabat perdagangan AS diperkirakan akan mengumumkan pada hari Jumat putaran tarif baru pada impor panel surya dari empat negara Asia Tenggara, Reuters melaporkan. Saham First Solar naik 3,5%, termasuk yang berkinerja terbaik di S&P 500.
Saham Applied Therapeutics anjlok 76%. Kandidat obat utama perusahaan biofarmasi, govorestat, kemungkinan menghadapi ketidakpastian “signifikan” dalam kemungkinan mengobati galaktosemia setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menolak aplikasi obatnya, kata RBC Capital Markets dalam sebuah catatan kepada klien.
Pembuat server AI Super Micro Computer mengalami penurunan paling tajam pada S&P 500 dan Nasdaq, turun 6,9%.
Minyak mentah West Texas Intermediate turun 0,2% menjadi $68,59 per barel pada hari Jumat. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya menunda pertemuan kebijakan kartel yang awalnya dijadwalkan pada hari Minggu menjadi Kamis.
Para pedagang menunggu rincian lebih lanjut tentang apakah OPEC+ akan meningkatkan pasokan atau memperpanjang pemotongan produksi hingga tahun 2025 untuk menghindari kelebihan pasokan “dan risiko pelemahan harga lebih lanjut,” kata Saxo Bank dalam sebuah catatan pada hari Jumat.
Pasar juga melacak perkembangan terbaru tentang konflik Timur Tengah, termasuk perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, meskipun kedua belah pihak saling menuduh melanggar kesepakatan tersebut, Reuters melaporkan.