Pemilu akhir pekan lalu di Jepang yang telah menjatuhkan yen ke posisi terendah dalam tiga bulan, kalender pendapatan perusahaan AS yang padat, data anggaran Inggris, dan pemilu AS yang semakin dekat membuat minggu ini penuh dengan tantangan.
Yen turun dan saham-saham Jepang naik setelah koalisi penguasa Jepang kehilangan mayoritas parlementernya dalam pemilu di akhir pekan lalu, meningkatkan momok pertikaian politik yang berlarut-larut dan lebih banyak stimulus fiskal.
Pasar juga mengekspektasi bahwa politik akan membuat pekerjaan Bank of Japan menjadi lebih sulit, dengan normalisasi kebijakan yang sudah rumit oleh ekonomi yang rapuh dan pasar yang tidak stabil. Bank sentral Jepang tersebut diharapkan akan tetap pada pendiriannya pada pertemuan yang berakhir pada hari Kamis.
Di hari Senin sedikit rilis data ekonomi tetapi pekan ini terdapat data PDB kuartal ketiga dan inflasi zona euro yang dapat memvalidasi sikap dovish Bank Sentral Eropa.
Pemerintahan Partai Buruh Inggris yang baru meluncurkan anggaran pertamanya pada hari Rabu, dan para investor telah menjual saham dan obligasi Inggris menjelang pengumuman, tidak yakin bagaimana menteri keuangan Rachel Reeves dapat menyeimbangkan utang yang tinggi, janji belanja publik, dan janji untuk tidak menaikkan pajak penghasilan.
Ini juga merupakan musim puncak pendapatan di Wall Street. Minggu ini akan menjadi minggu tersibuk di kuartal ini dengan lebih dari 150 perusahaan S&P 500 yang akan mengumumkan hasil laba kuartal ketiga.
Lima dari “Tujuh Raksasa” AS melaporkan pendapatannya di minggu ini yaitu, induk Google Alphabet pada tanggal 29 Oktober, Microsoft dan induk Facebook Meta Platforms pada tanggal 30 Oktober, dan Apple dan Amazon pada tanggal 31 Oktober.
Rangkaian peristiwa yang sensitif terhadap pergerakan pasar berlanjut pada minggu berikutnya, dengan Hari Pemilihan Umum di AS pada tanggal 5 November dan keputusan kebijakan moneter The Fed berikutnya pada tanggal 7 November, yang dapat membuat investor semakin gelisah dalam beberapa hari mendatang.
Laporan data pekerjaan AS pada tanggal 1 November sama pentingnya bagi para investor yang berdebat apakah ekonomi yang lebih kuat dari yang diharapkan dapat menyebabkan lebih sedikit pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve daripada yang telah diperkirakan sebelumnya.