Harga emas berjangka melanjutkan rally kenaikannya pada pasar Asia hari Rabu setelah pertemuan Federal Reserve yang dilaksanakan pada hari sebelumnya.
Harga emas naik tajam setelah data menunjukkan inflasi indeks harga konsumen (IHK) AS semakin menurun pada bulan November, menunjukkan bahwa tekanan harga di negara tersebut telah mencapai puncaknya.
Emas spot datar di sekitar $1.809,90 per ons, sementara emas berjangka bertahan di sekitar $1.821,70 per ons. Kedua instrumen menguat sekitar 1,6% pada perdagangan.
Data menunjukkan inflasi IHK AS turun lebih dari yang diharapkan menjadi 7,1% pada bulan November, yang datang sebagai akibat dari kondisi moneter yang lebih ketat, penurunan harga bahan bakar, dan pertumbuhan ekonomi yang melemah di negara tersebut.
Fokus sekarang beralih ke kesimpulan dari pertemuan terakhir The Fed tahun ini, yang dijadwalkan hari ini. Bank sentral diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps).
Tetapi pasar akan mengamati dengan seksama pidato Ketua Fed Jerome Powell setelah pertemuan tersebut, untuk melihat apakah bank sentral menganggap tingkat inflasi telah cukup untuk mulai mengurangi laju kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Serangkaian kenaikan suku bunga yang tajam oleh The Fed memukul pasar logam tahun ini, karena bank memerangi tekanan harga sebagai prioritas utamanya. Setiap sinyal kenaikan suku bunga yang lebih kecil cenderung menguntungkan pasar dalam waktu dekat.
Logam mulia lainnya juga membukukan kenaikan kuat. Platinum berjangka naik 3,3%, sementara perak bertambah 2,2%.
Di antara logam industri, harga tembaga turun pada hari Rabu di tengah berlanjutnya ketidakpastian atas permintaan importir utama China. Tembaga berjangka turun 0,2% menjadi $3,8407 per pon.