Dolar AS melemah Kamis petang di Asia. Bank Sentral Eropa (ECB) bersiap untuk menaikkan suku bunga kali pertama sejak tahun 2011 dan pipa gas utama Rusia juga akan kembali dibuka hari ini.
Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun 0,30% di 106,630.
Pasangan USD/JPY stabil di level 138,21. Bank of Japan mempertahankan suku bunganya tidak berubah, bahkan saat memprediksi inflasi konsumen tinggi di tengah peningkatan harga komoditas yang lebih tinggi di seluruh dunia.
Pasangan AUSD/USD menguat 0,33 di 0,6908, dan NZD/USD naik tipis 0,13% menjadi 0,6235.
Pasangan USD/CNY naik tipis 0,04% di 6,7588, sementara GBP/USD menguat 0,22% di 1,1995.
Euro mempertahankan penguatan minggu ini lantaran investor memperkirakan ECB akan memberikan kenaikan suku bunga 50 basis poin. Selain itu, pipa gas Nord Stream akan dibuka kembali pada hari Kamis setelah selesainya pemeliharaan selama 10 hari.
Investor memperdebatkan apakah pengambil kebijakan ECB akan memberikan sinyal kenaikan 25 basis poin atau kenaikan 50 bps n untuk menahan tingginya tingkat inflasi yang tidak terkendali. Bank sentral juga kemungkinan akan mengungkap alat manajemen krisis baru.
Ketidakpastian politik Italia memperumit rencana ECB untuk memberikan rincian mengenai alat anti-fragmentasi barunya, terutama mengenai kondisi alat yang akan dipicu,dan kurangnya kejelasan kemungkinan akan menyeret euro turun, Ahli Strategi Mata Uang National Australia Bank (NAB) Rodrigo Catril menulis dalam catatan klien.
Pada saat yang sama, NAB memprediksi kenaikan 50 bps dan proyeksi untuk kenaikan 50 bps lainnya pada bulan September “dengan Bank bertujuan untuk menaikkan suku bunga di depan sebelum kondisi yang lebih lemah nanti pada tahun 2022 dan hingga tahun 2023, ketika ruang untuk bergerak yang tersedia mungkin lebih terbatas.