Indeks dollar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik tipis 0,15% di 102,06
Dolar AS beranjak naik pada hari Selasa di Asia. Aset safe haven memulihkan beberapa kerugian semalam, dan yen juga menguat, kala saham berjangka AS jatuh pasca anjloknya saham Snapchat.
Pasangan USD/JPY turun tipis 0,13% ke 127,70. Indeks manajer pembelian manufaktur Jepang (PMI) Mei 2022 tercatat sebesar 53,2 dan negeri sakura ini juga menerbitkan PMI jasa untuk bulan tersebut.
Pasangan AUD/USD melemah 0,32% di 0,7084 dan NZD/USD turun 0,46% menjadi 0,6437.Penjualan ritel inti Selandia Baru tumbuh 0% periode kuartal ke kuartal di kuartal I/2022, sementara penjualan ritel berkontraksi sebesar 0,5% kuartal ke kuartal.
Mata uang AS memulihkan kembali kerugiannya setelah jatuh 0,85% pada hari Senin, yang membawanya menjauh dari level puncak hampir dua dekade di atas 105 yang dicapai selama pertengahan bulan. Namun, dolar AS turun terhadap yen Jepang.
Rupiah bergerak menguat 0,13% di 14.651,5 per dolar AS Pasangan USD/CNY naik tipis 0,12% menjadi 6,6585 sedangkan GBP/USD turun tipis 0,20% menjadi 1,2563.
Di seberang Atlantik, euro terus turun 0,21% di $1,0672, meskipun hampir tidak mengurangi lonjakan sebesar 1,17% yang dicapai pada hari Senin, setelah Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde mengatakan pengambil kebijakan kemungkinan akan meningkatkan suku bunga deposito kawasan euro dari wilayah negatif pada akhir September 2022.
Saham-saham berjangka AS mengalami penurunan 0,81% untuk S&P 500 dan penurunan 1,41% untuk Nasdaq saat dimulai, dan ini menghilangkan kilau dari sesi positif pada hari Senin yang membuat indeks masing-masing naik 1,86% dan 1,68%. Peringatan tekanan laba muncul dari pemilik Snapchat Snap Inc . (NYSE:SNAP) yang sahamnya jatuh 28% dalam perdagangan lanjutan.
Sementara itu, ada sedikit tanda positif untuk ekonomi global, di mana Kota Shanghai di China diperkirakan akan segera mencabut tindakan lockdown-nya dan pernyataan dari Presiden AS Joe Biden awal pekan ini soal kemungkinan penurunan tensi perang dagang dengan China mengangkat sentimen risiko terhadap dolar.
Dolar AS telah jatuh di samping penurunan imbal hasil Treasury AS dari level tertinggi multi tahun, dan pasar telah memperkirakan pelonggaran agresif oleh Federal Reserve.
Investor sekarang menunggu data PMI manufaktur global lainnya selama hari ini yang akan menjadi fokus utama lainnya bagi investor.