Dolar AS naik tipis dari level tertinggi dua dekade dalam seminggu sejauh ini dan menjaga kerugian kecil di awal perdagangan Asia. Imbal hasil obligasi AS, di sisi lain, telah mundur sedikit saat trader menghitung bahwa kenaikan suku bunga jangka pendek yang agresif dari Federal Reserve AS akan berdampak pada pertumbuhan jangka panjang ekonomi AS.
Dolar Amerika Serikat beranjak naik pada Selasa pagi di Asia saat melanjutkan perjuangannya untuk meraih pijakan dari penurunan. Yuan China mencapai titik dasar dari penurunan yang terjadi baru-baru ini, dengan investor mengurangi ekspektasi pada kenaikan suku bunga AS yang mengarah pada keuntungan lanjutan untuk mata uang AS.
Pasangan USD/JPY naik tipis 0,13% ke 129,33. Di Indonesia, rupiah bergerak melemah 0,33% di 14.657,6 per dolar AS sampai.
Indeks Dollar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik tipis 0,02% di 104,05. Indeks berada sekitar 0,8% di bawah level puncak 20 tahun akhir pekan di 105,102.
Pasangan AUD/USD menguat 0,39% di 0,6997 dan NZD/USD naik 0,26% menjadi 0,6325.
Pasangan USD/CNY turun 0,23% menjadi 6,7710 sedangkan GBP/USD naik tipis 0,13% di 1,2335.
Di seberang Atlantik, euro sempat naik sekitar 0,1% terhadap dolar menjadi $1,0446, dan pound melonjak sekitar 1,5% dari terendah dua tahun. Yen bertahan di atas level terendah dua dekade, sementara dolar Australia dan Selandia Baru yang lebih berisiko naik tipis sekitar 0,1% dan menjauh dari posisi terendah multi tahun.
Yuan China stabil di 6,7953 per dolar dalam perdagangan luar negeri dan tampak seperti menemukan basis-nya setelah jatuh lebih dari 6% dalam sebulan. Shanghai dilaporkan mencapai catatan sejarah dari tiga hari tanpa transmisi dalam komunitas dan kota itu dapat mulai mengurangi lockdown yang melelahkan. Ini dapat membantu mengimbangi data ekonomi yang mengecewakan pada awal pekan.
Tanda-tanda banyak dukungan kebijakan juga muncul, usai China memangkas suku bunga hipotek untuk pembeli rumah pertama selama akhir pekan. Pihak otoritas juga meminta beberapa pengembang properti yang sehat secara finansial untuk menjual obligasi, sumber mengatakan kepada Reuters, awal pekan.
Bank sentral di Inggris dan Australia juga telah menaikkan suku bunga. Reserve Bank of Australia juga merilis risalah dari pertemuan kebijakan terbaru sebelumnya, dengan menteri keuangan dan gubernur bank sentral G-7 akan bertemu sehari kemudian.
Ekspektasi suku bunga global juga menjadi lebih hawkish, di mana kesenjangan antara imbal hasil riil Jerman dan AS tenor 10 tahun menyusut lebih dari 30 basis poin pada Mei 2022 hingga saat ini.
Investor sekarang menunggu pidato dari Ketua Fed Jerome Powell dan para pengambil kebijakan Fed lainnya di kemudian hari, dengan Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker berbicara sehari kemudian.