Dolar AS naik pada Selasa pagi di Asia, sementara yen jatuh hingga menembus 120 untuk pertama kalinya sejak tahun 2016. Investor terus mencerna pidato hawkish dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang meningkatkan ekspektasi soal suku bunga AS yang lebih tinggi dan memperlebar kesenjangan kebijakan Bank of Japan yang dovish.
Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik tipis 0,10% di 98,603.
Pasangan USD/JPY menguat 0,36% menjadi 119,90. Rupiah turun 0,12% di 14.354,7 per dolar AS.
Pasangan AUD/USD naik tipis 0,01% ke 0,7402 dan NZD/USD naik tipis 0,03% di 0,6888.
Dana Fed berjangka bergerak ke harga dalam peluang hampir 2/3 dari kenaikan 50 basis poin pada Mei 2022. Sekarang memprediksi suku bunga acuan, yang saat ini di bawah 0,6%, melebihi 2,7% pada tahun 2023. Imbal hasil acuan 10 tahun AS melonjak 14 bps dan, sebesar 2,0916%, kesenjangan imbal hasil acuan 10 tahun Jepang adalah yang terlebar dalam lebih dari dua setengah tahun.
Pasangan USD/CNY naik tipis 0,12% menjadi 6,3640 sedangkan GBP/USD naik tipis 0,09% di 1,3153.
Pergerakan di pasar obligasi, di samping berlanjutnya perang setelah Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari memberikan kekuatan luas pada dolar di tempat lain.
Yen turun sekitar 0,4% sempat mencapai 120,09 per dolar di awal sesi. Juga turun sekitar 4% bulan ini akibat melonjaknya imbal hasil AS memikat arus dari Jepang.
Obligasi AS dan suku bunga berjangka mundur lebih jauh semalam setelah Powell menyatakan pengambil kebijakan perlu bergerak “cepat” dan mendorong kemungkinan kenaikan suku bunga 50 basis poin.
Dewan Negara China menjanjikan dukungan kebijakan moneter yang lebih jelas pada awal pekan tetapi memperingatkan agar pasar tidak membanjiri likuiditas. Pemerintah berjanji untuk menghindari langkah-langkah yang dapat melukai sentimen pasar. Ekspektasi juga tumbuh bahwa People’s Bank of China akan melonggarkan kebijakan moneter guna mendukung perekonomian.
Dalam perdagangan luar negeri, yuan China diperdagangkan di 6,3741 terhadap dolar, jatuh dari level tertinggi baru-baru ini dan menetap di kisaran baru dengan investor menunggu pelonggaran moneter yang dijanjikan.